Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MKD Akan Cari Pelaku Pemalsuan Tanda Tangan Setya Novanto lewat CCTV

Kompas.com - 26/02/2016, 14:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya siap membuka rekaman kamera pengawas atau CCTV untuk mengetahui pelaku dugaan pemalsuan tanda tangan di lembar kehadiran Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto.

"Bisa melalui (rekaman) CCTV paling bagus," katanya di Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Menurut dia, melalui CCTV itu, dapat diketahui secara pasti pelakunya, apakah orang suruhan Novanto atau ada pihak yang sengaja untuk memancing perhatian publik.

Dia mengatakan, dalam proses verifikasi, MKD akan bertanya kepada Kesekjenan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) karena setiap data kehadiran fraksi ada satu orang staf yang mengawasinya.

Menurut dia, seharusnya, staf Kesekjenan mengawasi secara ketat lembar presensi tersebut karena untuk memastikan bahwa yang menandatangani adalah anggota DPR bersangkutan.

"Mereka (staf Kesekjenan DPR) biasanya memastikan, kan bisa saja mereka lagi mengobrol lalu kecolongan," katanya.

(Baca: Setya Novanto Diduga Titip Absen, MKD Bisa Usut Tanpa Aduan)

Dasco menjelaskan, perhatian yang tinggi dari masyarakat, khususnya media sosial, menjadi dasar bagi Mahkamah Kehormatan Dewan untuk memproses dugaan presensi palsu tersebut.

Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, MKD saat ini sedang memverifikasi kasus tersebut meskipun tanpa aduan, tetapi berdasarkan kuatnya perhatian masyarakat di media sosial.

"Dalam kasus dugaan absensi palsu maupun pelaporan jet pribadi, kami dalam proses verifikasi, yaitu telaah mendalam karena suhu politik di internal Golkar semakin 'panas' jelang munas," katanya.

(Baca: Novanto Tuding Ada yang Sengaja Palsukan Tanda Tangannya di Presensi Paripurna)

Menurut dia, tindak lanjut dugaan pelanggaran yang dilakukan Novanto merupakan bentuk tanggung jawab MKD dalam menjaga martabat dan kehormatan anggota parlemen.

Dasco enggan berspekulasi soal tanda tangan palsu Novanto dalam lembar absen rapat paripurna DPR, Selasa (23/2/2016) lalu, merupakan tindakan sengaja atau tidak.

"Pak Novanto maju sebagai salah satu calon. Bisa saja, ada yang sengaja menandatangani, lalu menyebar foto itu untuk memancing perhatian dan menjatuhkan dia," ujarnya.

Dasco juga memastikan MKD tidak ingin dijadikan alat politisasi dalam kasus pelaporan pesawat jet maupun dugaan pemalsuan tanda tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Nasional
Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Nasional
Paham 'Ngedan' Penghalang Ideologis Prabowo

Paham "Ngedan" Penghalang Ideologis Prabowo

Nasional
Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com