JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang penyelenggaraan musyawarah nasional Partai Golkar, suhu internal partai itu mulai memanas.
Dalam sepekan terakhir, dua bakal calon ketua umum partai itu, Setya Novanto dan Ade Komarudin, mendapat serangan kampanye hitam.
Ade, misalnya, dilaporkan Lembaga Advokasi dan Kebijakan Publik ke Mahkamah Kehormatan Dewan terkait kasus dugaan gratifikasi.
Ade diduga menerima fasilitas jet mewah ketika sedang mengunjungi Solo pekan lalu. (Baca: Berfoto di Jet Mewah, Ketua DPR Dilaporkan ke MKD)
Sementara Novanto, diduga mengisi absensi Fraksi Golkar saat rapat paripurna, Selasa (23/2/2016) kemarin. (Baca: Novanto Tuding Ada yang Sengaja Palsukan Tanda Tangannya di Presensi Paripurna)
Padahal, di saat yang sama Novanto sedang berada di Manado, Sulawesi Utara, mendampingi Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie.
Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae mengatakan, kampanye hitam yang dilakukan tim sukses masing-masing calon tak akan mempengaruhi pemilik suara dalam menentukan pilihan.
"Kita sudah mengenal siapa calon yang layak. Kami tidak akan terpengaruh," kata Ridwan di Kompleks Parlemen, Kamis (25/2/2016).
Anggota Komisi V DPR itu meminta agar tim sukses dari masing-masing calon menghentikan upaya kampanye hitam tersebut.
Sebab, munas yang akan digelar mendatang bertujuan untuk merekonsiliasi internal Golkar yang selama setahun terakhir kisruh.
"Kampanye hitam hanya akan merusak partai, merugikan partai. Kami tidak akan terpengaruh kampanye hitam," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.