Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Tawar Rakyat dan Oligarki

Kompas.com - 20/02/2016, 14:55 WIB

Padahal, misi dan program tersebut yang seharusnya mereka deliberasikan kepada para pemilih untuk digugat, dikritisi, dikoreksi, dan diperbarui lewat ajang kampanye tatap muka dan diskusi dalam pilkada. Kampanye Pilkada 2015 isinya lebih banyak sosialisasi bukan deliberasi.

Dalam kerangka berpikir tersebut, prosedur yang sangat krusial dan harus diperbarui adalah penetapan syarat keikutsertaan kandidat dalam pilkada.

Selain calon yang diajukan oleh partai politik, pemilu juga harus terbuka bagi pencalonan kandidat independen.

Kandidat independen harus dapat mencalonkan diri dengan syarat-syarat yang lebih lunak dibandingkan melalui partai. Hal ini untuk memunculkan figur alternatif, di luar dari lingkaran oligarki partai.

Pelibatan pemilih

Sistem pemilihan sangat menentukan pemimpin yang dihasilkan. Dalam sistem pemilihan langsung di pilkada Indonesia, sumber daya keuangan dan jaringan memiliki pengaruh dalam menentukan terpilih-tidaknya seorang calon.

Kandidat dengan keuangan dan jaringan yang kuat memiliki kemungkinan lebih baik untuk terpilih. Itu sebabnya, banyak calon perempuan yang kalah karena keterbatasan dalam hal sumber daya dibandingkan calon laki-laki.

Itu juga sebabnya orang dari lingkup kekerabatan dalam partai, figur populer, pengusaha, dan mantan pejabat, yang biasanya memiliki dukungan sumber daya besar yang akhirnya dicalonkan oleh partai.

Prosedur yang sama krusialnya adalah isu partisipasi pemilih dan mekanisme kampanye. Partisipasi pemilih harus dimaknai ulang, tidak lagi sekadar statistik  voters turnout  atau keikutsertaan dalam memilih, tetapi sebagai bentuk pelibatan pemilih dalam penyusunan program kerja partai atau calon kepala daerah.

Partai dan kandidat harus melakukan proses menjaring dan mengagregasikan kepentingan warga, yang dihasilkan dalam program kerja yang dikampanyekan.

Meski demikian, kampanye harus menjadi arena dialog antara kandidat dengan masyarakat dalam membahas kepentingan (lokal) warga.

Saat terpilih, kepentingan yang sudah diterjemahkan ke dalam program kerja inilah yang diperjuangkan kepala daerah, dalam bentuk alokasi dan distribusi sumber daya negara yang berkeadilan bagi warga, serta kebijakan-kebijakan yang pro kepentingan masyarakat.

Hanya dengan pelibatan warga inilah, yang dimulai dari proses pemilu sampai setelah calon terpilih, maka ada pintu menuju jalan untuk mengimbangi oligarki partai.

Ani Soetjipto
Pengajar di FISIP UI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com