Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Setya Novanto Ingin Jadi Ketua Umum Golkar...

Kompas.com - 16/02/2016, 08:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Sebab, Ketua Umum partai Golkar harus memiliki kriteria PDLT: prestasi, dedikasi, loyalitas dan tak tercela.

Poin terakhir, yakni tak tercela, menurut dia, tak terpenuhi jika Setya Novanto masih tersangkut masalah hukum.

"Kalau Novanto bisa membuktikan tidak bersalah maka baru bisa memenuhi ketentuan PDLT di AD/ART itu," ujar Bambang.

Belum Terbukti

Namun, politisi Golkar Ridwan Bae yang sempat membela mati-matian Novanto saat sidang MKD, memastikan Ketua Fraksi Golkar tersebut mempunyai hak untuk menjadi calon Ketua Umum Golkar.

Dia menilai, kriteria tak tercela yang diatur dalam AD/ART baru berlaku apabila Novanto sudah menjadi terdakwa.

Sementara, hingga saat ini, Novanto masih berstatus sebagai saksi dalam penyelidikan di Kejagung.

"Sudah jadi tersangka pun dia masih punya hak untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar," kata Ridwan Bae.

Citra

Pengamat Politik Indostrategi Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, memang tidak ada aturan yang melarang Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Namun, dia menyarankan Novanto mengurungkan niatnya untuk maju karena citranya negatif di mata publik.

Selain karena kasus pencatutan nama Presiden, selama menjabat Ketua DPR, Novanto juga sempat beberapa kali menjadi sorotan.

Misalnya, karena capaian legislasi yang rendah hingga karena kehadiran Novanto di kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Belum tentu juga semua kader DPD I dan II bisa menerimanya karena cacat etika. Sanksi sosial menyulitkan dan menjadi batu sandungan Novanto menjadi Ketum Golkar," kata Pangi.

Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar menilai, jika Novanto tetap maju dan terpilih, maka citranya yang sudah negatif bisa berpengaruh terhadap citra Partai Golkar.

Secara hukum, menurut dia, Novanto memang masih memiliki hak sebelum ditetapkan sebagai terdakwa.

Namun, secara etika, akan lebih baik bila Novanto tak perlu ikut dalam perebutan kursi Golkar 1.

"Secara etis memang majunya Setya Novanto bisa disebut kurang etis mengingat kasus hukumnya masih berjalan di Kejagung," ucap Idil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com