Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surga Narkoba, Memiskinkan Bandar, dan Konsistensi Hukuman Mati...

Kompas.com - 03/02/2016, 12:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mati satu, tumbuh seribu. Demikian gambaran Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar atas situasi peredaran narkoba di Indonesia saat ini.

Pengungkapan barang bukti narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea Cukai, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri hingga tataran Polda belum cukup membendung aliran barang haram ini.

Bisnis narkoba selalu eksis. Bahkan mencari pola baru agar bisa lolos dari radar aparat.

Lantas, bagaimana cara agar jaringan narkoba benar-benar mati dan tak tumbuh seribu lagi?

"Harus komprehensif. Jalur distribusi narkoba ke dalam negeri diputus, bandar narkobanya dimiskinkan, pengguna direhabilitasi dan yang belum pakai, masyarakat tidak boleh cuek. Harus dipantau terus," ujar Anang, Selasa (2/2/2016) malam.

Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar se-Asia Tenggara. Ini khususnya untuk kebutuhan narkoba jenis amphetamine type stimulants (ATS) atau sabu kristal.

Data BNN tahun 2014 menunjukkan, peredaran sabu di Tanah Air mencapai 219,44 ton. Tahun yang sama, peredaran ekstasi sebanyak 13,2 juta butir dan ganja mencapai 140,75 ton.

Sementara itu, jumlah narkoba yang digagalkan distribusinya oleh aparat tidak sampai dua persen dari keseluruhan.

Barang-barang ilegal itu menyasar 4,3 juta orang dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari pelajar dan pekerja usia produktif.

Sekadar gambaran, jumlah 4,3 juta penyalahguna itu merupakan 48 persen dari jumlah penyalahguna narkoba se-Asia Tenggara.

Catatan kelam itu disertai dengan 12.044 orang meninggal dunia per tahun atau 33 orang meninggal dunia per hari sebagai akibatnya. Dari sisi ekonomi dan sosial, Indonesia merugi Rp 63 triliun per tahun.

"Itu data tahun 2014. Tahun 2016 diperkirakan bertambah menjadi 4,5 juta jiwa yang menjadi penyalahguna narkoba dan setiap tahun diprediksi bertambah 0,1 persen," ujar Anang yang yang pernah menjadi Kepala BNN.

Anang menyebutkan, peredaran narkoba dilakukan melalui "jalur tikus" dan bandara-bandara internasional. Namun, 80 persen distribusi narkoba menggunakan jalur laut karena lemahnya pengawasan aparat di sektor ini.

Tidak heran jika para bandar menyebut negara Indonesia sebagai surga narkoba. Jalur inilah, menurut Anang, yang harusnya tidak boleh lolos dari pantauan aparat.

Garis pantai Indonesia yang demikian panjang tidak boleh menjadi alasan aparat tidak memantau jalur itu dari peredaran narkoba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Nasional
DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Nasional
Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Nasional
Momen Jokowi 'Ngevlog' Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Momen Jokowi "Ngevlog" Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Nasional
Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com