Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Agung: Kubu Aburizal seperti Jilat Ludah Sendiri Ingin Dukung Pemerintah

Kompas.com - 07/01/2016, 12:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kubu Aburizal Bakrie dinilai tak tahu malu karena berencana membawa Golkar hasil Munas Bali mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Langkah ini dinilai hanya sebagai taktik agar Golkar hasil Munas Bali mendapat pengesahan dari pemerintah.

"Mereka seperti menjilat ludahnya sendiri. Munas Bali kan memutuskan mereka berada di Koalisi Merah Putih yang artinya mereka beroposisi dengan pemerintah. Namun, karena 'kebelet' ingin mendapatkan SK Kemenkumham, mereka rela melanggar keputusan hasil munas mereka," kata Ketua DPP Golkar hasil Munas Ancol, Ace Hasan Syadzily, di Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Ace menambahkan, soal dukungan kepada pemerintah ini justru sumber kekisruhan di tubuh Partai Golkar.

Saat Pilpres 2014 lalu, Aburizal sampai memecat kader Partai Golkar, yaitu Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid, dan Poempida Hidayatullah, karena dukungan mereka kepada Jokowi-JK.

"Seharusnya, Aburizal memberikan penghargaan kepada tiga kader Partai Golkar yang dipecatnya karena seiring perjalanan waktu, ternyata sikap mereka yang benar," ucap Ace.

Jika Aburizal ingin mengubah kebijakannya untuk mendukung pemerintah, lanjut Ace, pilihannya hanya dua. (Baca: Jokowi: Jangan Mendikte, Intimidasi, dan Desak "Reshuffle")

Pertama, bergabung dengan kepengurusan hasil Munas Ancol yang secara konsisten memiliki kebijakan mendukung Pemerintahan Jokowi-JK, atau kedua, menganulir kebijakan itu melalui munas kembali.

"Janganlah kita berpartai ini mencla-mencle. Tahun lalu mengatakan berada di KMP, tetapi sekarang ngemis-ngemis mau jadi pendukung pemerintah dengan berharap imbalan. Kita harus konsisten dengan keputusan munas kita masing-masing," ucap Ace.

Partai Golkar di bawah pimpinan Aburizal membuka opsi untuk bergabung menjadi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Baca: PDI-P Minta Golkar Serahkan Kursi Ketua DPR jika Ingin Gabung ke Pemerintah)

Opsi ini muncul pada konsolidasi nasional Partai Golkar, Senin (4/1/2016), di Bali. DPD I sepakat merekomendasikan agar Golkar menjadi partai pendukung pemerintah dalam konsolidasi nasional di Bali.

Namun, rekomendasi itu masih akan dibahas kembali dalam rapat pimpinan nasional yang akan segera digelar. (Baca: Kubu Aburizal Bakrie Buka Opsi Bergabung dengan Pemerintah)

"Dibahas dalam rapimnas apakah kita tetap di luar pemerintahan atau bergabung dengan pemerintahan, tetapi bukan di KIH ya," kata Wakil Ketua Umum DPP Golkar Munas Bali, Nurdin Halid, saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Nurdin membantah bahwa rencana mendukung pemerintah ini sebagai upaya lobi untuk mendapatkan pengesahan Menkumham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com