Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Minta Mental Masyarakat Tak Jatuh Sikapi "Psy War" Teroris

Kompas.com - 23/11/2015, 16:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Staf Ahli Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Hari Purwanto meminta masyarakat Indonesia tidak panik terhadap video suara propaganda yang beredar di media sosial.

Suara itu diyakini adalah suara teroris paling dicari di Indonesia, Santoso.

“Perang urat syaraf seperti itu bukanlah yang pertama kali. Mulai ada yang nantang Panglima TNI, kemudian ada perang dengan Densus 88 dan lain-lain. Yang begini sudah sering, kami enggak kaget. Kita harus sikapi dengan tenang, tidak usah disikapi berlebihan, jangan jatuh mental,” ujar Wawan saat dihubungi wartawan, Senin (23/11/2015).

Wawan menyarankan agar masyarakat beraktivitas seperti biasa dan mempercayakan pengamanan kepada aparat kepolisian. Meski demikian, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan atas ‘psy war’ semacam itu.

Saat ini, BNPT telah menyelidiki kebenaran apakah suara tersebut benar suara Santoso atau bukan. Pihaknya menggandeng Subdirektorat Cyber Crime Bareskrim Polri dalam penyelidikan itu. (Baca: BNPT Minta Masyarakat Tak Terpengaruh Propaganda Suara yang Diklaim Santoso)

Selain itu, BNPT juga sudah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir akses ke laman video suara itu. (Baca: BNPT Minta Kemenkominfo Blokir Propaganda Suara yang Diklaim Santoso)

“Kami juga sudah otomatis berkoordinasi dengan kepolisian untuk meningkatkan operasi rutin, patroli-patroli sekaligus terus mengejar keberadaan mereka (kelompok teroris Santoso). Ini terus berlangsung,” ujar Wawan.

Selama ini, BNPT tak hanya fokus bekerja di wilayah Sulawesi Tengah saja. Wawan mengatakan, potensi munculnya kelompok tidak hanya dari daerah itu, melainkan dari daerah lain, salah satunya di Bima, Nusa Tenggara Barat. (Baca: Kapolri Yakini Teroris Santoso Masih Ada di Hutan Poso)

“Karena banyak yang pergi ke Suriah dari sana. Kami bekerja terus melalui pendekatan sosialisasi, edikasi bahkan rehabilitasi,” ujar Wawan.

Video suara berdurasi 9 menit 34 detik itu beredar melalui link viral. Saat link dibuka, akun yang mengunggah video suara itu bernama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo. (Baca: Kapolri Yakini Teroris Santoso Masih Ada di Hutan Poso)

Suara dalam video itu diklaim sebagai suara Santoso Abu Wardah AssySyarqi Hafidzahullah.

Kepada Kompas.com, Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menduga suara dalam video propaganda itu adalah suara Santoso. (baca: Kapolri: Sangat Mirip Suara Santoso)

"Betul, suara itu kelihatannya suara Santoso, sangat mirip," ujar Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com