JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Fraksi Gerindra, Willgo Zainar, menyampaikan pandangan mini fraksinya mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Jumat (30/10/2015) dinihari.
Sesuai dengan sikap sebelumnya, Fraksi Partai Gerindra terus mendesak pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bermanfaat bagi kepentingan rakyat Indonesia kelak.
Adapun pandangan mini tersebut adalah:
1. Gerindra mencermati realisasi penerimaaan pajak sampai dengan 31 Agustus 2015 baru mencapai Rp 598,27 triliun atau sebesar 46,22 persen dari target penerimaan pajak tahun 2015 sebesar Rp 1.294,26 triliun.
Realitas ini bahkan lebih rendah dari nilai penerimaan pajak periode yang sama tahun sebelumnya. Oleh karena itu tidak masuk akal jika target penerimaan pajak tahun 2016 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
2. Fraksi Partai Gerindra mencermati adanya kelemahan pengelolaan APBN-P Tahun 2015 yang menghasilkan pertambahan jumlah penduduk miskin selama enam bulan sampai dengan bulan Maret 2015 sebanyak 860 ribu orang.
Sehingga, jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 28,59 juta orang.
3. Fraksi Partai Gerindra mencermati Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 dengan total sebesar Rp 43,27 triliun, yang realisasinya sampai dengan 1 Oktober 2015 hanya mencapai Rp 17,5 triliun atau sebesar 40,43 persen.
Pada hakikatnya Fraksi Partai Gerindra menuntut BUMN dapat menjadi agent of development dan memberikan kontribusi untuk menggerakan ekonomi nasional serta mampu memberikan deviden untuk meningkatkan pendapatan negara, bukan malah sebaliknya membebani APBN.
Untuk itu Gerindra menuntut agar pemerintah mengeluarkan kebijakan RAPBN 2016 yang lebih pro rakyat dan mengalokasikan anggaran PMN sisa tahun 2015 untuk:
1. Merealisasikan dana desa dengan jumlah Rp1,4 miliar per desa dan disalurkan langsung ke desa-desa, tidak melalui provinsi atau kabupaten.
2. Penanggulangan bencana untuk mencegah penanganan korban asap yang lambat terjadi kembali, di masa depan kita harus mempunyai sistem yang terpercaya dan efektif saat terjadi bencana alam.
3. Infrastruktur Hutan ditingkatkan agar hutan Indonesia lebih produktif dan berkualitas, peningkatan infrastruktur hutan juga akan meminimalisasi potensi kebakaran hutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.