Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut JK, Masalah Lebih Banyak Saat Pilkada Dibanding Pileg atau Pilpres

Kompas.com - 23/10/2015, 13:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, pemilihan kepala daerah lebih banyak memunculkan masalah dibandingkan pemilihan umum lingkup nasional seperti pemilihan presiden atau pemilihan legislatif.

"Kenapa pilkada bermasalah? Karena pilkada membawa emosional keluarga, emosional teman, emosional kelompok. Kalau pemilu nasional, pileg dan pilpres itu jangkauannya lebih luas, prioritasnya tidak terlalu sempit," kata Kalla di Kantor Wakl Presiden, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Hal itu disampaikan Kalla saat memberikan pengarahan kepada satuan tugas pengawasan netralitas aparatur sipil negara dalam pemilihan kepala daerah. (baca: Satgas Pengawasan Netralitas ASN dalam Pilkada Resmi Dibentuk)

Atas dasar itu, Kalla mengingatkan agar pemerintah, aparat, maupun penyelenggara pemilukada untuk lebih berhati-hati mempersiapkan pilkada.

Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan adanya aparatur sipil negara (ASN) yang berpihak. (baca: Pilkada Diprediksi Rentan Diwarnai Pelanggaran Netralitas PNS)

"Apalagi memanipulasi, mulai dari penyelenggara pemilu sampai peserta pemilu, mulai dari camat, bupati atau pun aparatnya, memobilisasi orang. Itu pokok pangkal dari kekurangsempurnaan pilkada itu sendiri dan juga kekurangtepatan demokrasi itu sendiri," kata Kalla.

Wapres meminta penerapan sanksi tegas bagi ASN yang terbukti tidak netral. Sebagai upaya pengawasan, pemerintah membentuk satuan tugas pengawasan netralitas ASN terkait pilkada.

Satgas ini terdiri dari pejabat lintas institusi terkait, termasuk pejabat di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. (baca: Kepala Polri Jamin Netraliras Personelnya dalam Pilkada Serentak)

Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Satgas ini nantinya akan bertugas melakukan koordinasi antarinstitusi dalam mengawasi netralitas ASN.

Satgas juga berwenang merekomendasikan sanksi bagi ASN yang dianggap tidak netral, melakukan evaluasi, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Wakil Presiden. (baca: Wapres: Pemilu di Indonesia Salah Satu yang Terbaik di Asia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com