Saat ini, Sari Bahari sedang mengembangkan rudal petir, yaitu rudal darat ke darat seberat 10 kilogram yang bisa melesat dengan kecepatan 250 kilometer per jam. Ditargetkan, tahun 2016 PT Sari Bahari sudah bisa mulai menjual produk tersebut.
Sari Bahari dibangun Ricky tahun 1993. Awalnya, perusahaan itu hanya melayani pengadaan barang dari badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri strategis (pertahanan). Barang yang disuplai Sari Bahari di antaranya beragam mesin dan suku cadang peralatan strategis militer.
"Perusahaan domestik sebenarnya memiliki kemampuan memproduksi alutsista untuk kepentingan pertahanan dalam negeri. Hanya, memang butuh niat baik pemerintah. Jika setiap periode kepemimpinan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan alutsista domestik, saya yakin perusahaan dalam negeri bisa memenuhinya. Kita bisa memenuhi kebutuhan alutsista tanpa harus selalu impor," kata Ricky.
TNI AU, misalnya, menurut Ricky, sudah mengambil langkah strategis dengan memberikan payung hukum bagi perusahaan dalam negeri untuk mengembangkan alutsista bagi kepentingan TNI AU. "Beberapa bulan lalu, Kepala Staf TNI AU Agus Supriatna menandatangani kesepakatan yang mengajak 10 rekanan, baik BUMN maupun BUMS (perusahaan swasta), untuk mengembangkan alutsista bersama-sama. Ini langkah baik mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista oleh perusahaan dalam negeri," kata Ricky.
Kemandirian
Industri pertahanan dalam negeri yang menghasilkan alutsista perlu merangkul industri terkait lainnya demi mencapai kemandirian industri pertahanan nasional secara menyeluruh. Kunci untuk memajukan industri alutsista dalam negeri demi memperbaiki kondisi perekonomian terletak pada memajukan lini industri pendukungnya.