Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Sebut Perlunya "Revolusi Mental" di Depan Ribuan Pendamping Desa

Kompas.com - 18/09/2015, 06:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengatakan, ribuan perwakilan pendamping desa dari 34 provinsi di Indonesia berperan penting dalam melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap aparatur dan masyarakat desa dalam penggunaan dana desa.

"Dengan adanya training of trainer (ToT) ini merupakan satu hal dalam melakukan revolusi mental yang sudah ditugaskan oleh Pak Presiden, bahwa bukan hanya merubah wilayahnya atau membangun wilayahnya tapi bagaimana sumber daya manusianya pun bisa berubah cara berpikirnya," ujar Puan saat memberikan arahan kepada para pendamping desa di sebuah hotel di Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Puan berharap para pendamping desa yang telah terlatih nantinya bisa memberikan pelatihan dan pendampingan kepada aparatur dan masyarakat desa agar penyerapan dana desa bisa dimaksimalkan untuk pembangunan.

"Saya yakin bapak-bapak, ibu-ibu di sini bukan hanya sekedar datang ke Jakarta hanya ingin jalan-jalan, tapi karena bapak-bapak, ibu-ibu punya keinginan dan cita-cita yang sama dengan kami, ingin melihat Indonesia yang sejahtera, Indonesia yang mempunyai masa depan cerah," ujarnya.

Kader Partai PDI-Perjuangan tersebut mengakui pemanfaatan dana desa yang telah dikucurkan oleh pemerintah masih belum maksimal, ia menilai masih ada berbagai macam kendala teknis yang membuat penyerapan anggaran dana desa belum maksimal.

"Kami menyadari ada masalah teknis di lapangan sehingga pelatihan untuk pendamping desa ini bisa melatih aparatur desa dan masyarakat dalam mempergunakan anggaran dana desa itu maksimal sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan SKB (Surat Keputusan Bersama) tiga menteri," kata dia.

Puan menambahkan kementeriannya bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan menahan sebagian anggaran dana desa untuk memantau terlebih dahulu penggunaan dana desa yang telah dicairkan oleh pemerintah. Upaya tersebut dilakukan agar dana desa tidak disalahgunakan.

"Jadi ini memang masih menjadi hal yang masih harus kami pertimbangkan dan kami lihat dulu situasi di lapangan apakah hal itu harus dilakukan atau tidak," ujarnya.

Namun Puan menjamin jika aparatur dan masyarakat desa telah memaksimalkan penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran dana desa yang telah dikucurkan sebelumnya dengan baik, pemerintah akan mencairkan dana desa yang tertahan untuk bisa digunakan dalam mengembangkan pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com