Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres JK Disarankan Tim Dokter Kepresidenan untuk Beristirahat

Kompas.com - 09/09/2015, 19:46 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak seperti biasanya, Wakil Presiden Jusuf Kalla hanya mengikuti satu agenda sepanjang hari ini. Tiga agenda Kalla yang telah dijadwalkan pun dibatalkan. Rupanya, Kalla disarankan Tim Dokter Kepresidenan untuk beristirahat lebih banyak hari ini. Menurut Juru Bicara Kalla, Husain Abdullah, Tim Dokter Kepresidenan sudah lama "mengincar" Kalla untuk pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

"Kata Prof dr Azis Rani, Ketua Tim Dokter Kepresidenan, ia sudah lama 'mengincar' Pak JK agar bisa observasi. Sebab, kalau tidak, maka tidak akan jadi, dan selalu tidak punya waktu," ucap Husain melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (9/9/2015).

Karena aktivitas Kalla yang padat, menurut Husain, Tim Dokter Kepresidenan sulit menjadwalkan pemeriksaan kesehatan Kalla secara menyeluruh. Hingga pagi tadi, Kalla akhirnya mengunjungi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta untuk melakukan pengecekan kesehatan. Kunjungan Kalla ke RSCM dilakukan setelah ia menghadiri bedah buku Reinventing Indonesia yang berlangsung di Universitas Indonesia. Lokasi bedah buku tersebut berdekatan dengan RSCM.

"Tadi bapak ke Salemba, bedah buku. Karena (Kalla) sudah di RSCM, dokter yang hadir menganjurkan cek kesehatan sekaligus melihat peralatan dan blusukan di rumah sakit, di RS. Bapak sekalian cek kesehatan, soalnya lama tidak check-up," kata Husain.

Setelah melakukan cek kesehatan, Kalla disarankan untuk beristirahat di rumah dinas pada hari ini. Husain juga mengaku tidak tahu apakah ada tindakan lanjutan yang dilakukan Tim Dokter Kepresidenan terhadap Kalla.

"Memang beberapa acara terpaksa digunting. Kalau tidak dengan cara ini, maka pemeriksaan tidak akan bisa maksimal. Pak JK lebih suka kerja dan jalan ke berbagai daerah," kata dia.

Tepis dugaan

Sore ini, Kalla juga tidak mendampingi Presiden Joko Widodo untuk mengumumkan paket kebijakan ekonomi di Istana Kepresidenan Jakarta. Menurut Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, Kalla, menurut dokter, butuh istirahat setelah mengikuti pemeriksaan kesehatan di RSCM.

Sofjan juga menepis dugaan adanya ketidaksepakatan di internal pemerintah terkait ketidakhadiran Kalla dalam pengumuman paket kebijakan ekonomi. Menurut Sofjan, paket kebijakan ini telah didiskusikan Presiden bersama Wapres dan para menteri.

"Lagi pula, itu kan hanya pengumuman, tidak perlu harus ada. Kemarin-kemarin sudah dibicarakan terus. Beberapa hari sebelumnya sudah diskusikan soal paket kebijakan dengan Presiden dan para menteri. Ini cuma pengumumannya," ucap Sofjan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com