Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasyim Muzadi: Moderasi Kunci Ketahanan Bangsa

Kompas.com - 05/09/2015, 03:21 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi mengingatkan, moderasi memiliki prinsip mengambil semua kebaikan dari pihak mana pun serta menghindari dan meninggalkan keburukan dalam bentuk apapun.

"Oleh karena itu jelas bahwa moderasi adalah kunci ketahanan bangsa," katanya dalam sambutan pada Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Keislaman (AICIS) ke-15 di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (4/9/2015).

Pada konferensi yang dihadiri rektor Perguruan Tinggi Islam seluruh Indonesia serta ilmuwan barat yang mendalami tentang Indonesia dan Islam itu, KH Hasyim tampil sebagai pembicara utama bersama Prof Dr Barney Glover, Wakil Rektor pada Western Sydney University Australia.

Konferensi internasional itu sendiri bertema "Harmony in Diversity: Promoting Moderation and Preventing Conflicts in Socio-Religious Life" (Harmoni dalam Perbedaan: Mempromosikan Moderasi dan Mencegah Konflik dalam Kehidupan Sosial-Keagamaan)

Anggota Wantimpres itu lebih lanjut mengemukakan, dalam pelaksanaannya moderasi tidak hanya menyangkut keimanan dan kemanusiaan, melainkan juga membuahkan hukum yang mengikat.

Hukum itu sendiri dibagi dalam dua bentuk, yaitu Hukum Allah (Sunnatullah) dan hukum manusia yang dikondisikan sesuai dengan kesepakatan bersama.

"Bukti dari moderasi di Indonesia adalah Umat Islam menerima Pancasila sebagai dasar agama, sebuah kenyataan bahwa yang dilihat adalah esensi nilai agama yang sudah tercantum pada Pancasila, dan bukan tekstual agama yang dimunculkan," kata KH Hasyim.

Dalam tataran sosiologis, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang dan Depok itu, aspek yang paling esensial dari moderasi adalah bahwa hal ini tidak mengenal lokasi dan waktu.

KH Hasyim juga mengingatkan bahwa perbedaan dan persamaan adalah ketentuan Tuhan yang sudah baku. Namun adanya perbedaan bukan halangan untuk menjalani kehidupan yang rukun dan damai.

"Prinsipnya adalah tidak memaksakan yang berbeda, dan yang beda tidak boleh disamakan, khususnya dalam masalah teologi," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Ia menambahkan, walaupun teologi dan ritual tiap agama berbeda, sejatinya tetap ada nilai universal dalam agama yang menganjurkan pada kebaikan dan kebersamaan, antara lain diimplementasikan dalam kebersamaan membangun bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com