Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jokowi, Dulu Anggaran di Kementerian Lebih Banyak Masuk Kantong

Kompas.com - 04/08/2015, 12:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku selama ini pemerintah memang kesulitan membangun gedung-gedung pertunjukan dengan anggaran negara. Pasalnya, saat akan dilaksanakan, anggaran yang sudah ditetapkan nyatanya lebih banyak masuk ke kocek pribadi dibandingkan untuk pembangunan.

"Biasanya kesulitan buat gedung pertunjukan itu saat dikonsep, lalu masuk pemerintahan langsung dianggarkan misalnya Rp 10 miliar, tapi pelaksanaannya jauh dari yang diharapkan. Misalnya dari yang dua lapis jadi cuma satu lapis gedungnya," kata Jokowi dalam dialog bersama pelaku industri kreatif di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), Selasa (4/8/2015).

Karena itu, lanjut dia, untuk segala urusan kesenian atau industri kreatif saat ini sudah dibentuk Badan Ekonomi Kreatif. Seluruh anggaran terkait industri kreatif yang sebelumnya terpencar di beberapa kementerian akan dimasukkan ke badan itu.

"Kalau dulu di kementerian A, B, C, kan hasilnya lebih banyak yang dikantong daripada untuk yang dikerjakan," ucap Jokowi.

Hal itu disampaikan Jokowi untuk menjawab salah seorang penggiat seni teater yang mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap gedung-gedung pertunjukan. Gedung-gedung teater bahkan sudah tenggelam dengan hingar bingar keriuhan suara di sekitarnya.

Pada acara dialog kreatif kali ini, Presiden Jokowi berhadapan dengan puluhan pelaku industri kreatif mulai dari sutradara film, musisi, animator, arsitektur, pengembang IT, pebisnis online, penulis, pebisnis kuliner, dan lainnya.

Beberapa artis juga terlihat hadir seperti Yovie Widianto, Raisa, Aida Nurmala, Nia Dinata, dan Dewi Lestari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com