Fadli mengatakan, perbaikan itu khususnya dalam hal penyaringan teks pidato presiden. Menurut dia, kesalahan dalam pidato Presiden Joko Widodo sangat fatal.
"Itu proklamator dan pendiri bangsa kita. Misalnya seperti George Washington salah tempat lahirnya di mana," ujar Fadli, Jum'at (05/06/2015), seusai kunjungan di DPRD DIY, Yogyakarta.
Ia berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali dan dilakukan perbaikan dalam mekanisme internal terkait penyaringan teks pidato presiden.
"Zaman dulu itu ada tiga sampai empat penyaringan teks pidato Presiden," kata dia.
Fadli menyebutkan, pada pemerintahan Soeharto, sebelum sampai ke presiden, teks pidato itu melalui tiga tahap penyaringan. Dalam proses ini, menurut dia, Menteri Sekretaris Negara harus berperan dan melakukan pengecekan terakhir sebelum sampai ke tangan presiden.
"Presiden pun perlu mengoreksi lagi. Jangan dibaca bulat-bulat bisa bahaya," kata Fadli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.