Jika benar, mengapa begitu gelapnya mata fisik, mata hati, pikiran, dan batinnya sehingga ia merusak dan menghancurkan negeri, bangsa, serta sejarah yang telah melahirkan nenek moyang anak cucunya? Karena apa, dengan apa, dan untuk apa kegelapan itu tercipta dan diciptakan? Saya tidak punya kata lain untuk membela yang seharusnya, untuk memperjuangkan yang seharusnya, saya menyatakan "Tidak!" untuk semua kedegilan itu.
Saya tahu banyak yang tidak suka dan tidak setuju, bahkan marah dengan sikap itu. Namun, saya tahu lebih banyak yang sebaliknya. Mereka yang bisu, tidak berdaya, dan marah hanya dengan hatinya; mereka yang menjadi khalayak, yang menjadi apa yang kita sebut rakyat, yang sejatinya adalah inti bangsa ini.
Karena itu, jika mereka, orang-orang banyak yang tidak suka dan benci dengan keadaan ini, yang protes, menolak, dan tidak lagi menghormati para penyelenggara negara, lalu dianggap sebagai halangan atau gangguan bagi tujuan-tujuan jahat itu, silakan kriminalisasi saja kami, bangsa ini, juga presiden, kiai, dan semua orang suci. Terdakwakan, tersangkakan, hakimi, adili, dan penjarakan kami, dengan atau tanpa ayat dan pasal kitab hukum yang ada. Karena, digunakan atau tidak, sama saja. Kitab hukum-juga politik-itu bukan untuk mencipta keadilan, ketenteraman, dan kesejahteraan, tetapi sekadar mempertahankan kekuasaan. Kekuasaan dari 0,1 permil bangsa ini saja.
Radhar Panca Dahana
Budayawan
* Artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Mei 2015 dengan judul "Kriminalisasikan Bangsa Ini".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.