Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dirikan Rumah Sakit Lapangan di Nepal

Kompas.com - 05/05/2015, 21:57 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com - Tim Indonesia Peduli Nepal (IPN) telah berhasil mendirikan rumah sakit lapangan (RSL) di daerah Satunggal, sekitar 45 menit menggunakan mobil dari pusat Kota Kathmandu, Selasa (5/5/2015).

Rumah Sakit Lapangan Indonesia Peduli Nepal (RSL IPN) telah selesai didirikan pada Selasa. Saat ini, tengah dilakukan finalisasi untuk menempatkan peralatan.

Peresmian pembukaan RSL IPN dilakukan oleh Duta Besar RI untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Wiranata-atmadja, yang juga sempat mencoba tempat tidur lipat di rumah sakit tersebut.

Dubes Iwan yang didampingi Konsul Kehormatan RI untuk Nepal Chandra Prasad Dhakal, Direktur Tanggap Darurat BNPB Junjunan Tambunan, dan Direktur RSU Kantipur Buddhi Man Shrestha, kemudian meninjau tenda RSL yang berukuran 96 meter persegi tersebut.

RSL IPN dibangun berdasarkan standar rumah sakit darurat internasional yang dilengkapi dengan Unit Gawat Darurat (UGD) dan ruang pasca-operasi dengan alat-alat medis lengkap dan obat-obatan memadai.

Selain itu, RSL IPN juga memiliki rumah sakit rujukan, yakni RSU Kantipur yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Tenda RSL IPN, peralatan medis dan obat-obatan yang secara total berbobot empat ton, merupakan bagian dari paket kemanusiaan RI untuk Nepal yang dikirim menggunakan pesawat sewaan Garuda Indonesia dan tiba di Kathmandu 1 Mei lalu.

Pendirian RSL IPN membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk ukuran keadaan darurat, yakni empat hari. Sebab, tim RI harus berkoordinasi dengan beberapa otoritas Nepal sekaligus, antara lain Kementerian Kesehatan dan Militer Nepal.

Meskipun demikian, tim IPN langsung bekerja dengan cepat untuk mendirikan RSL begitu izin diberikan otoritas Nepal.

"Saya sangat gembira dan terkesan karena fasilitas seperti ini hanya didirikan oleh tiga negara lain, sehingga terlaksananya pendirian rumah sakit lapangan ini merupakan kolaborasi yang sangat baik dari semua pihak," kata Dubes Iwan.

Koordinator tim IPN yang sekaligus Direktur Tanggap Darurat Bencana, Junjunan Tambunan mengatakan Kementerian Kesehatan Nepal telah meminta agar durasi operasional RSL IPN diperpanjang hingga 15 hari ke depan, yang semula hanya 14 hari.

"Ini bukti bahwa rumah sakit darurat sangat dibutuhkan di Nepal dan bantuan kemanusiaan dari Indonesia tepat sasaran," kata dia.

Sepuluh dokter, termasuk spesialis ortopedi, anestesi, bedah umum, dan dokter umum, serta satu apoteker dan beberapa perawat akan bekerja di RSPL tersebut, disamping meneruskan bantuan kesehatan di RSU Kantipur.

Selain mendirikan RSL IPN, tim kemanusiaan Indonesia juga mendirikan tenda pengungsian dan toilet bagi para pengungsi.

Letak RSL IPN berada di lahan kosong dikelilingi perumahan yang masih utuh, namun sekitar 500 meter dari tempat tersebut ratusan bangunan telah rata dengan tanah dan puluhan orang belum ditemukan.

Menurut seorang warga Satunggal, Krishna Kumari (30), baru 19 jenazah yang ditemukan dengan proses evakuasi yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com