Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Perpustakaan di Kompleks Parlemen

Kompas.com - 28/04/2015, 09:05 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Dalam beberapa tahun ke depan, Kompleks Parlemen DPR RI akan berganti wajah dengan berdirinya bangunan baru nan megah. Ketua DPR Setya Novanto pada pidatonya dalam sidang paripurna penutupan masa sidang beberapa hari lalu mengatakan, gedung baru nanti akan diperuntukkan sebagai perpustakaan, museum, dan pusat riset. Gedung ini diharapkan menjadi ikon nasional dan memperkuat peran representasi DPR RI serta mendekatkan wakil rakyat dengan konstituennya.

Di Kompleks Parlemen saat ini, DPR telah memiliki perpustakaan yang terdiri dari dua lantai di Gedung Nusantara II. Saat Kompas.com mengunjungi perpustakaan tersebut pada Senin (27/4/2015), suasananya sepi. Hanya beberapa pengunjung yang terlihat tengah berada di antara rak-rak buku. 

Lantai satu hanya berupa sebuah ruangan kecil dengan koleksi buku yang tak terlalu banyak. Sebagian besar buku dipusatkan di lantai dua dengan ruangan yang ukurannya jauh lebih besar. Deretan buku berbagai jenis disusun rapi sesuai dengan kategorinya masing-masing.

Di bagian tengah ruangan, terdapat sembilan buah komputer yang dapat digunakan untuk melihat direktori buku hingga berselancar di internet. Di sana juga, terdapat beberapa kursi dan sofa yang disediakan jika pengunjung ingin membaca buku di tempat.

Perpustakaan ini relatif bersih, terawat, dan nyaman. Dua orang petugas bertugas di meja dekat pintu masuk lantai dua untuk melayani pengunjung yang hendak mencari atau meminjam buku.

Data yang didapatkan dari petugas, perpustakaan ini memiliki koleksi buku 105.381 eksemplar. Adapun total keseluruhan kliping dan artikel dari tahun 2012-2015 mencapai 15.834 eksemplar. Buku terdiri dari berbagai jenis, mulai dari buku politik, ekonomi, sejarah, biografi tokoh, hingga peraturan perundang-undangan. 

Meski perpustakaan ini ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan dengan buku yang cukup lengkap, masyarakat umum jarang berkunjung ke sini.

"Lebih banyak tenaga ahli dan anggota Dewan," kata salah satu petugas perpustakaan.

Bagi masyarakat umum, koleksi buku di perpustakaan DPR tidak bisa dibawa pulang. Peminjaman buku hanya diperuntukkan bagi anggota DPR dan DPD yang memiliki kartu keanggotaan. Masyarakat hanya bisa membaca koleksi buku-buku yang ada di dalam perpustakaan.

Padahal, tujuan DPR membangun perpustakaan baru disebut-sebut diperuntukkan bukan untuk anggota DPR, melainkan bagi masyarakat. Akankah banyak masyarakat yang akan berkunjung dan terbantu dengan adanya perpustakaan di gedung baru DPR nanti?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com