Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongres IV, Momentum PDI-P Perbaiki Pola Komunikasi dengan Pemerintah

Kompas.com - 07/04/2015, 16:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ingin menjadikan Kongres IV sebagai momentum memperbaiki pola komunikasi dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Penegasan itu dianggap penting agar pemerintah mendapat dukungan penuh dari partai pendukungnya saat akan menggulirkan program-program yang pro pada kepentingan rakyat.

Wakil Sekjen DPP PDI-P, Ahmad Basarah, mengakui bahwa sekitar lima bulan berjalannya pemerintahan Presiden Jokowi, komunikasi antara pemerintah dan partai pendukung, khususnya PDI-P belum berlangsung optimal. Menurut Basarah, kendala utamanya adalah masih dicarinya bentuk komunikasi yang efektif, mengingat PDI-P baru memulai berkuasa setelah 10 tahun berada di luar pemerintahan.

"Hubungan partai pendukung dan pemerintah dirasa belum klop, maka dalam kongres ingin kita perjelas pola hubungan dan koordinasinya. Kalau ada kritik dari dalam, saya kira itu karena kita sedang mencari bentuk," kata Basarah.

Dalam kesempatan yang sama, Steering Committee Kongres IV PDI-P, Andreas Hugo Pareira menuturkan, pola hubungan antara PDI-P dengan kader di tatanan eksekutif dan legislatif akan diatur dalam AD/ART. Bagi Andreas, kritik dari internal PDI-P sangat wajar selama memuat substansi positif agar pemerintah memperbaiki kinerjanya.

"Pola hubungan ini akan menegaskan posisi PDI-P sebagai partai pendukung pemerintah," ucap Andreas.

Keinginan PDI-P menjadikan Kongres IV sebagai momentum memperbaiki pola hubungan dengan pemerintah disambut baik pengajar ilmu politik Universitas Airlangga, Haryadi. Menurut Haryadi, pola hubungan PDI-P dengan Jokowi seyogianya harus efektif karena saling berkaitan saat berjuang memenangkan pileg dan pilpres 2014.

Ditambah lagi, Jokowi harus menghapus rasa kecewa PDI-P karena nyatanya tidak mendapat jatah dalam komposisi kabinet dan lembaga negara yang kurang proporsional. Haryadi menilai hubungan PDI-P dengan Jokowi berlangsung datar dan berjarak sejak dimulainya masa pemerintahan yang baru.

"Jika tidak diperbaiki, situasi ini akan berdampak buruk bagi pelembagaan dan demokratisasi sistem pemerintahan presidensial yang seharusnya dimulai dengan merekayasa relasi antara partai pengusung, partai pendukung dan presidennya," ucap Haryadi.

Kongres IV PDI-P akan dihadiri sekitar 2.000 peserta yang di antaranya terdiri dari 514 DPC dengan 1.542 utusan, dan 34 DPD dengan 102 utusan. Selain itu, ada juga peserta kader PDI-P yang berasal dari legislatif dan eksekutif, peninjau dan perwakilan PDI-P dari luar negeri, serta organisasi sayap PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com