Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Umrah, Saksi KPK dan Pengacara Suryadharma Ali Bersitegang

Kompas.com - 06/04/2015, 20:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi adu mulut terjadi antara pengacara Suryadharma Ali, mantan Menteri Agama RI, dengan saksi fakta yang dihadirkan Komisi Pemberantasan Korupsi, saat sidang lanjutan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (6/4/2015).

Peristiwa berawal ketika Humphrey Djemat, pengacara Suryadharma, menanyakan kepada penyidik KPK dalam kasus Suryadharma, Sugiarto, perihal perjalanan umrohnya ke Tanah Suci. Umroh tersebut dilakukan bersamaan dengan penyelidikan yang dilakukan KPK atas kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama tahun 2012/2013 yang menjerat Suryadharma.

"Apakah Saudara melakukan umrah ketika melakukan pemeriksaan dan penyelidikan di Arab Saudi?" tanya Humphrey kepada Sugiarto.

Mendapat pertanyaan itu, Sugiarto sempat kaget dan justru bertanya kepada Humphrey atas maksud pertanyaan tersebut.

"Apa maksud pertanyaan Bapak?" tanya Sugiarto.

Melihat situasi memanas, Hakim Tati Hadiati yang memimpin sidang langsung menengahi keduanya. Ia mengatakan, Sugiarto memiliki hak untuk tidak menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pengacara.

"Mohon tenang. Anda punya hak untuk menolak menjawab pertanyaan. Kalau tidak bisa menjawab, ya bilang saja tidak," kata Tati.

Setelah ditengahi, Sugiarto sempat terdiam sejenak. Ia mengaku, selama 14 hari di Arab Saudi, ia sempat menjalankan ibadah umrah ketika melakukan proses penyelidikan di negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com