Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Penangkapan Bambang Langgar HAM, Sejumlah LSM Melapor ke Komnas HAM

Kompas.com - 26/01/2015, 13:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi melaporkan penangkapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Senin (26/1/2015). Mereka menganggap penangkapan Bambang tidak sesuai prosedur dan melanggar HAM.

Koalisi ini terdiri dari berbagai organisasi dan LSM, seperti Kontras, ICW, Migrant Care, Lingkar Madani, dan lainnya.

Dari sisi prosedur, mereka mempermasalahkan penangkapan yang tidak didahului surat pemanggilan sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (2) KUHAP.

Kedua, mereka juga mempermasalahkan surat perintah penangkapan yang diperlihatkan pada saat penangkapan. Dalam surat itu, ada kesalahan alamat rumah dan tidak memuat alasan penangkapan tersangka sebagaimana dijelaskan Pasal 18 ayat (2) KUHAP. Saat itu, Bambang juga tidak dalam kondisi tertangkap tangan.

Ketiga, penangkapan yang diikuti pemborgolan juga dinilai sangat berlebihan, terlebih lagi Bambang sangat kooperatif. (Baca: Kesal karena Bambang Bicara Prosedur Penangkapan, Polisi Sebut "Ada Plester Enggak?")

"Ini benar-benar upaya menghalangi dan meneror KPK," kecam aktivis ICW, Ade Irawan, saat beraudiensi dengan Komisioner Komnas HAM.

Dari sisi pelanggaran HAM, mereka mempermasalahkan kondisi Bambang yang ditangkap dan diborgol di depan putrinya. Bahkan, putrinya juga dibawa ke Bareskrim sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. (Baca: Bambang Widjojanto Diborgol Saat Ditangkap Polisi)

Dalam perjalanan menuju Bareskrim di Mabes Polri, penyidik juga menanyakan kepada putri Bambang mengenai identitas sekolahnya. Padahal, putrinya tidak berkaitan dengan kasus ini. Hal ini dianggap melanggar Pasal 15 poin D UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Ini jelas melanggar HAM anaknya," kata aktivis Migrant Care, Anies Hidayah. (Baca: Bambang Widjojanto: Polisi Ingin Bunuh Karakter Saya)

Koalisi berharap Komnas HAM dapat segera menyelidiki indikasi pelanggaran HAM dalam kasus ini. Koalisi mendesak dalam waktu tujuh hari, Komnas HAM dapat segera mengumumkan hasil dari proses penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com