Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Parpol Koalisi yang Merongrong

Kompas.com - 24/01/2015, 15:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

Bola panas dari Hasto
Pelaksana Tugas PDI-P Hasto Kristyanto kemudian membuat geger dengan membuka manuver politik Ketua KPK Abraham Samad yang mendekati PDI-P untuk menjadi calon wakil presiden.

Hasto bahkan sampai memeragakan gaya Abraham yang memakai masker dan topi saat bertemu elite PDI-P agar tidak  ketahuan orang lain. Hasto mencium adanya aroma balas dendam dalam penetapan tersangka Budi Gunawan yang dilakukan KPK.

Dia menduga Abraham sakit hati lantaran tidak dipilih sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi. Hasto juga menyebutkan Abraham telah menyadap ponselnya sehingga mengetahui bahwa penyebab Abraham gagal melaju bersama Jokowi adalah Budi Gunawan.  Budi diketahui sebagai salah satu suksesor yang akhirnya memuluskan langkah Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden Jokowi.

Ketika bola panas dilemparkan Hasto, Presiden Jokowi sedang sibuk dengan aktivitas kepresidenannya. Presiden Jokowi tengah berada di Istana Bogor pada 22 Januari lalu dan bertemu dengan bupati se-Sumatera.

Di dalam jumpa pers di sela-sela acara, Jokowi juga tidak seluwes biasanya. Dia hanya mau menjawab pertanyaan seputar pertemuan bupati. Saat wartawan bertanya ke topik lain, Jokowi langsung menyudahi jumpa pers dan memilih wartawan bertanya lebih lanjut ke Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Wartawan pun memburu Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Andi mengaku belum mengetahui pernyataan Hasto. Rasa terkejut sekaligus hati-hati terasa saat Andi berbicara. Sudah tentu pernyataan Andi ini akan sangat sensitif lantaran menanggapi manuver koalisi pemerintah sendiri.

Di dalam pernyataannya, Andi yang sempat menjadi tim 11 untuk mencari calon pendamping bagi Jokowi mengaku selalu menemui kesulitan bertemu Abraham karena Abraham tidak diperkenankan bertemu partai politik.

Drama Jumat keramat
Keheningan istana terus terasa hingga keesokan harinya. Jumat pagi, berita tak kalah mengejutkan langsung sampai ke istana. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka.

Presiden dituntut untuk segera bicara dan bersikap menanggapi aksi saling sandera yang terang-terangan dipertontonkan ke publik itu.

Di tengah-tengah pertemuan bersama para bupati, Presiden kemudian mendadak memanggil Ketua KPK Abraham Samad, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kabareskrim Irjen Budi Waseso, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno.

Dari pertemuan itu juga, Budi Waseso mengakui bahwa penangkapan Bambang Widjojanto tidak diberitahukan terlebih dulu ke Wakapolri. Inilah yang kemudian menjelaskan pernyataan Deputi Pencegahan KPK Johan Budi yang membantah penangkapan Bambang pagi harinya mengutip pernyataan Badrodin melalui sambungan telepon.

Pertemuan maha penting itu akhirnya menghasilkan keputusan adanya janji Wakapolri kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak menahan Bambang Widjojanto. Presiden Jokowi kemudian keluar bersama seluruh pejabat yang hadir dalam rapat dan memberikan keterangan pers.

"Saya meminta agar institusi Polri dan KPK tidak terjadi gesekan. Dan menjalankan tugasnya masing-masing," kata Jokowi.

Pernyataan itu jelas tak memenuhi harapan publik. Nada kekecewaan pun langsung terdengar dari seluruh pendukung KPK yang berkumpul di kantor badan anti korupsi itu di Jalan HR Rasuna Said. Mereka membentang nada protes “Di Mana Presiden?”.  

Lepas dari tekanan
Dari serangkaian peristiwa di atas sangat jelas terlihat tekanan demi tekanan dirasakan Presiden Jokowi utamanya justru datang dari partai koalisinya sendiri. Semakin lama presiden diam terhadap suatu isu politik dan hukum, semakin liar isu yang berkembang. Obrolan dengan orang-orang dalam istana pun memunculkan kekhawatiran itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com