Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pilkada secara Langsung adalah Kemenangan Rakyat"

Kompas.com - 20/01/2015, 09:24 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Dewan Perwakilan Rakyat akan mengesahkan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pilkada dan Perppu Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemda menjadi undang-undang, Selasa (20/1/2015). Setelah disahkan, pemilihan kepala daerah akan kembali dilakukan secara langsung oleh rakyat.

"Ini adalah kemenangan rakyat sebagai wujud dari penyelamatan demokrasi," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito saat dihubungi, Selasa.

Secara substansi, pelaksanaan pilkada langsung memang kompatibel dengan sistem demokrasi yang dijalankan Indonesia. Rakyat diberikan wewenang luas untuk memilih secara langsung siapa calon kepala daerah yang mereka kehendaki.

Selain itu, Arie menambahkan, pilkada langsung dapat digunakan sebagai alat untuk menekan kepentingan oligarki partai politik. Pasalnya, ketika seorang kepala daerah dipilih oleh DPRD, maka yang terjadi adalah adanya permainan politik yang begitu tinggi. (baca: Golkar Tolak Aturan Uji Publik dalam Perppu Pilkada)

"Ini adalah koreksi juga terhadap partai. Kalau memilih pemimpin daerah lewat tangan-tangan partai politik di DPRD, maka rakyat tidak akan memiliki kesempatan untuk memilih," ujarnya.

Meski begitu, Arie mengingatkan, konsekuensi yang timbul dari pelaksanaan pilkada langsung ini, diantaranya seperti politik berbiaya tinggi yang dapat menyebabkan penyimpangan saat memimpin nantinya. (baca: PKB Ingin Kehidupan Keluarga Calon Kepala Daerah Juga Ditelusuri)

"Ini adalah agenda yang harus dijawab. Bahwa ke depan pengaturan PP harus ridgit dengan biaya serta akuntabilitas. Untuk itu perang terhadap korupsi juga harus digerakkan," tegasnya.

Seluruh fraksi di Komisi II DPP sepakat menyetujui Perppu Pilkada menjadi UU. Namun, sebagian besar dari 10 fraksi yang ada di Komisi II DPR masih menghendaki revisi perppu yang dibentuk pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com