Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Perjuangan Penyelam di Lautan Karimata

Kompas.com - 12/01/2015, 09:10 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Beberapa awak media akhirnya mundur setelah mendengar peringatan dari Rasyid. Pengamanan tambahan juga diberikan berupa tali yang dicantolkan ke bagian pelampung saya.

Namun, perasaan takut dan deg-degan tetap ada karena angin yang kencang membuat anak tangga bergoyang cukup kuat ke kiri dan kanan. Setelah mencapai anak tangga bagian bawah, saya juga harus sedikit meloncat kecil perahu karet karena ombak yang kencang membuat perahu tersebut tidak bisa diam di tempatnya.

Untungnya, salah satu penyelam sudah siap untuk menyambut saya yang hampir terpeleset di perahu karet. Turun-naik anak tangga dari kayu dan terombang-ambing di lautan ombak dengan perahu karet tentunya hanya sebagian kecil rintangan yang harus dilalui penyelam setelah menyelam ke dalam air.

Perjuangan penyelam

Dua rintangan yang sudah saya lewati seakan terbayarkan saat saya menjejakkan kaki ke kapal Crest Onyx. Saat saya menginjakkan kaki di anak tangga, cukup terasa bahwa tangga ini sebenarnya kokoh dan aman. Selama berpegangan kuat ke tali dan tidak terlepas, maka saya tidak akan jatuh ke air.

Bangkai ekor pesawat AirAsia sepanjang 7 meter bisa saya lihat dan saya ambil gambarnya dengan jelas. Saat melihat ekor itu, terlintas pula perjuangan para penyelam yang tidak hanya menemukan, tetapi juga berhasil mengangkat ekor pesawat itu. Meskipun demikian, keberadaan black box atau kotak hitam di ekor pesawat itu masih dipertanyakan.

"Begitu pesawat itu terangkat, wah legalah rasanya. Kita di perahu karet langsung pelukan, terharu akhirnya berhasil juga," cerita Kapten Wido Dwi, Komandan Tim Kopaska.

KOMPAS.com / IHSANUDDIN Panglima TNI Jenderal Moeldoko memeriksa langsung temuan ekor pesawat AirAsia QZ8501 saat diangkat ke kapal Crest Onyx di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).
Kerja keras dan perjuangan selama dua minggu ini, kata Wido, semakin lengkap karena Panglima TNI juga langsung menuju kapal Crest Onyx untuk mengecek langsung ekor pesawat dan memberikan selamat kepada tim penyelam.

"Rasanya beda kalau Panglima TNI langsung yang mengunjungi," ujarnya.

Panglima ikut merasakan

Moeldoko yang juga naik perahu karet dari KRI Banda Aceh ke kapal Crest Onyx rupanya ikut merasakan bagaimana prajuritnya sudah bekerja keras dalam operasi SAR ini.

Dia akhirnya mengerti penyelaman tidak bisa dilakukan dengan mudah.

"Saya merasakan apa yang dilakukan prajurit melewati rintangan. Saya coba dari Banda Aceh ke Crest Onyx, ombaknya luar biasa," ujar Moeldoko, masih dengan bajunya yang basah terhantam ombak.

Moeldoko pun berterima kasih kepada seluruh tim, khususnya kepada para penyelam. Moeldoko menjanjikan mereka akan mendapat kenaikan pangkat.

"Saya atas nama negara memberikan kenaikan pangkat kepada kalian semuanya, kerja kalian luar biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com