Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergantian Tahun, Hanya Ada Hening dan Doa di Crisis Center AirAsia QZ8501

Kompas.com - 01/01/2015, 08:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Tak ada warna-warni kembang api, apalagi riuhnya suara tiupan terompet, dalam pergantian tahun di crisis center kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di Polda Jawa Timur, Rabu (31/12/2014).

Kesibukan yang terlihat adalah mengurus keperluan proses identifikasi dari dua jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang tiba di Landasan Udara TNI Angkatan Laut pada sore harinya.

Terlebih lagi, sejak pukul 19.00 WIB, posko crisis center resmi berpindah dari yang sebelumnya di Bandara Juanda ke Polda Jawa Timur.


Selama di Bandara Juanda, puluhan keluarga korban terus menantikan kedatangan jenazah sejak Rabu pagi. Mereka berkumpul dan memantau proses pemindahan jenazah dari Pangkalan Bun ke Surabaya lewat layar televisi.
 
Sekelompok keluarga korban yang beragama Kristen menggelar kebaktian di sebuah ruangan di sekitar crisis center. Duka mendalam diluapkan para keluarga. Mereka menangis, berpelukan, mengangkat tangannya tinggi ke atas, meminta pertolongan Yang Maha Kuasa.
 
"Meski hati kita berdebar setiap kali melihat jenazah dibawa, tapi berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akan adanya mukjizat. Sambil dalam hati, dimintakan siap menerima final call dari Tuhan," ujar Pastor Phillip Mantova yang memimpin kebaktian.
 
Phillip juga menyinggung duka di pergantian tahun ini agar bisa diterima dengan hati yang tabah. "Tatap ke depan dan hadapilah dengan tegar. Saya tahu sekali ini berat dan Anda pasti bertanya mengapa hal ini terjadi sekarang dan kenapa kepada kita? Pertanyaan itu tak akan ada habisnya," kata Philip.

Air mata menderas dari mata keluarga penumpang dan kru AirAsia QZ8501. Beberapa dari mereka berdoa sembari menatap layar telepon genggam, melihat foto anggota keluarga mereka yang hilang. Semua menunduk dan berdoa khusyu, termasuk menyisipkan harap adanya mukjizat.

AP PHOTO / FIRDIA LISNAWATI Warga menyalakan lilin dalam acara doa bersama bagi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Surabaya, Jawa Timur, 31 Desember 2014.
Duka keluarga korban ini juga yang akhirnya membuat Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta masyarakat tak merayakan tahun baru dengan berpesta. Dia meminta pesta tahun baru diganti dengan doa bersama. Doa bersama kemudian dilakukan pada malam pergantian tahun baru di Taman Bungkul, Surabaya.
 
Saat crisis center berpindah ke Polda Jawa Timur para Rabu malam, sekitar belasan anggota keluarga penumpang dan kru masih tetap mengikuti terus jalannya identifikasi dan pengumpulan data ante-mortem. Anggota keluarga yang lain memilih berdiam di hotel yang disediakan.

Kepala Badan SAR Nasional FHB Soelistyo sempat mendampingi keluarga pada malam pergantian tahun. "Ibu, tolong tersenyum. Kalau nangis terus, kita pun sulit bekerja. Ayo bu coba senyum dulu, nah itu lebih cantik," sisip canda dia saat menyapa keluarga para korban.

Hanya beberapa jam menuju 2015, wajah muram keluarga korban mewarnai suasana crisis center. Namun, candaan Soelistyo tak urung membuat sebagian dari mereka sedikit tersenyum. Sekitar dua jam bersama keluarga korban, Soelistyo pun bertolak kembali ke Pangkalan Bun sekitar pukul 22.00 untuk memantau kembali evakuasi yang masih dilakukan.

 
"Hingga saya ada di Polda Jawa Timur ini, tim saya masih di lapangan untuk membawa lima jenazah lainnya. Mereka bertaruh dengan nyawa karena ombak 5 meter dan angin kencang, semoga bisa terevakuasi," ujar Soelistyo.
 
Malam itu, terlihat nyata tak terbersit sedikit pun di pikiran semua orang yang ada di lokasi crisis center untuk merayakan tahun baru.

Petugas DVI sibuk mengumpulkan data ante-mortem dan post-mortem, petugas SAR melakukan pemindahan jenazah, media massa menyampaikan informasi terbaru, dan keluarga menanti dengan cemas perkembangan penanganan musibah ini.

Di sini, 1 Januari 2015 pukul 00.00 dilewati dalam keheningan. Bila pun terselip ingatan tentang pergantian tahun, hanya doa dan harapan baik yang dalam diam terus dirapalkan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com