"Kami sebagai pengurus Pertamina yang baru berharap mendapat support untuk bagaimana membangun Pertamina ke depan yang lebih baik," ujar Dwi di gedung KPK, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Dwi mengaku mendapatkan sambutan baik dari KPK yang sangat terbuka terhadap rencana direksi baru Pertamina untuk pencegahan korupsi. Ia mengatakan, Pimpinan KPK akan proaktif membantu berbagai instansi, termasuk Pertamina, untuk dapat membenahi sistem perusahaan.
"Kita bicara bagaimana membenahi sistem secara keseluruhan," kata Dwi.
Dalam penyidikan kasus korupsi, nama Pertamina disebut-sebut kasus dugaan suap jual beli gas alam di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang menjerat Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron. Direktur PT Media Karya Sentosa Antonio Bambang Djatmiko diduga menyuap Fuad--saat itu sebagai Bupati Bangkalan--terkait jual-beli gas alam oleh PT MKS dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore.
KPK pun telah memanggil sejumlah mantan petinggi PT Pertamina EP sebagai saksi dalam kasus tersebut. Dwi mempersilakan KPK menindaklanjuti proses hukum yang tengah berlangsung.
"Kalau ada personil-personil di pertamina yang terlibat suatu kasus, silakan ditindaklanjuti," kata Dwi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk Dwi sebagai Direktur Utama PT Pertamina yang baru pada Jumat (28/11/2014). Dwi menggantikan posisi Karen Agustiawan yang sebelumnya mengundurkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.