Blusukan yang dilakukan Wapres Kalla selama ini tercatat karena untuk menggantikan kunker Presiden. Misalnya, saat membuka Sidang Raya PGI di Nias dan membuka ASEAN University Games. Pembukaan Perbankan Syariah di Surabaya dilakukan Kalla memang karena permintaan Islamic Development Bank. Semua kunker itu dilakukan menggunakan pesawat RJ-85.
Adapun blusukan yang khusus dilakukan Kalla untuk melihat kondisi pertanian, padi, gula, listrik, irigasi, dan infrastruktur lainnya, seperti meninjau waduk, optimalisasi PLTA, pembangunan pembangkit listrik, revitalisasi pabrik, dan proyek minyak dan gas bumi di tiga provinsi tersebut, dilakukan dengan menggunakan helikopter yang dikombinasikan dengan kendaraan dinas Wapres dan RJ-85.
Dengan helikopter, Kalla terbang dari Pangkalan Halim Perdanakusuma menuju Purwarkata, Subang, dan Indramayu, serta Batang dan Semarang. Esoknya, Kalla terbang lagi ke Grobogan, Sragen, dan Bojonegoro. Ia kemudian naik kereta api ke Surabaya. Menuju Malang, Kalla menggunakan jalan darat sebelum terbang ke Jakarta dengan RJ-85.
Dari blusukan itu, bukan Kalla jika tak punya ide segar menjalankan pemerintahannya. Kalau dulu bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan dan memopulerkan cara kerja ”lebih cepat lebih baik”, kini Kalla memopulerkan Program 110.
”Program 110 itu berarti, 100 ton per hari untuk produksi tebu oleh petani dan rendemen 10 persen gula dari proses pemerasan tebu oleh pabrik gula. Dengan program ini, kita harapkan tak hanya kesejahteraan petani tebu yang semakin baik, tetapi juga kemajuan pabrik-pabrik gula dan terjaganya pasokan dan daya beli masyarakat,” tuturnya. (Wahyu Haryo/Suhartono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.