MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah versi Musyawarah Nasional IX di Bali, Syahrul Yasin Limpo, tidak mau melepas jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar Sulawesi Selatan.
"Saya ini masih Ketua Golkar dan saya masih di sini. Saya baru akan melepas jabatan Ketua Golkar kalau memang masa jabatannya sudah berakhir. Jadi, tidak ada itu percepatan Musda," kata Syahrul di Makassar, Selasa (9/12/2014).
Syahrul mengatakan, wacana akan digelarnya Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulsel pada awal 2015 itu terus berkembang sejak dirinya ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai salah satu ketua DPP. Syahrul menyatakan belum bisa memastikan jadwal Musda Partai Golkar Sulsel. Dia mengaku masih akan membahas hal itu ke tingkat DPD II.
Menurut Syahrul, dia masih melakukan kajian apakah harus menunjuk pelaksana tugas (Plt) atau tetap menyelesaikan masa kepemimpinannya hingga akhir Musda. Apalagi. menurutnya, rangkap jabatan masih terjadi di Golkar.
"Lihat saja Nurdin Halid (Wakil Ketua Umum Golkar) yang juga masih menjabat pelaksana tugas Ketua Golkar di Sulawesi Barat. Jadi itu dimungkinkan," kata Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Syahrul juga enggan dimintai tanggapan terkait dualisme kepemimpinan di Partai Golkar. Menurut dia, yang penting di Sulsel aman-aman saja.
Ketua-ketua DPD II Golkar di Sulsel memang masih berharap agar Syahrul Yasin Limpo tetap memimpin Golkar Sulsel. Hal tersebut disebabkan pikiran dan kemampuan Syahrul dalam menjaga soliditas kader Partai Golkar Sulsel selama ini.
Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel HM Roem juga mengisyaratkan agar Syahrul tetap memimpin Golkar Sulsel hingga masa kepemimpinannya itu berakhir.
"Kita berharap Pak Syahrul tetap memimpin Golkar Sulsel karena Sulsel tidak ingin ada perpecahan. Selama ini Golkar di Sulsel tetap solid di bawah kendalinya dan kita ingin ini tetap berjalan," ujarnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel ini bahkan tidak begitu tertarik dengan wacana Musda yang digulirkan oleh sejumlah kader karena pelaksanaannya masih lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.