JAKARTA, KOMPAS.com — Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Robby Arya Brata, berjanji akan bersikap independen jika terpilih sebagai pimpinan lembaga antikorupsi tersebut. Robby bertekad menindak tegas semua orang, termasuk Presiden, bila terindikasi melakukan korupsi.
"Saya harus berbuat adil untuk semua orang. Kalau KPK tidak independen, KPK akan jadi alat politik, bahaya itu," kata Robby dalam fit and proper test bersama Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2014).
Pernyataan itu disampaikannya saat menjawab pertanyaan salah satu anggota DPR yang mempermasalahkan kasus korupsi bus transjakarta. Dia menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, bisa saja terlibat dalam kasus itu. Jokowi kini menjadi Presiden RI.
Robby menjelaskan, independensi adalah kunci keberhasilan lembaga penegak hukum seperti KPK. Di banyak negara, KPK telah gagal menjalankan tugasnya karena tidak bisa bersikap independen.
"KPK di berbagai dunia gagal karena pimpinannya ikut berpolitik. Akhirnya, KPK di negara itu kolaps. Saat ini hanya ada beberapa negara yang bisa dikatakan KPK-nya berhasil, seperti Hongkong, Singapura, dan Australia," ujarnya.
Robby dan Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas saat ini tengah menjalani fit and proper test di Komisi III DPR. Nantinya, akan dipilih satu calon untuk mengisi kursi pimpinan KPK yang dibutuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.