Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Pimpinan KPK Tak Cukup Hanya Berbekal Pengetahuan Hukum

Kompas.com - 06/10/2014, 15:00 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi meminta panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi memilih calon yang mampu menjawab kebutuhan KPK. Selain memiliki perspektif antikorupsi, seorang pimpinan KPK dinilai harus memiliki kemampuan manajerial organisasi.

"Orang-orang yang namanya akan diserahkan kepada Presiden pada 13 Oktober 2014 haruslah orang-orang yang memiliki kompetensi untuk memenuhi kebutuhan KPK sebagai lembaga," kata Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho yang tergabung dalam koalisi melalui siaran pers, Senin (6/10/2014).

Menurut dia, seorang pimpinan KPK juga harus memiliki kemampuan teknologi informasi, wawasan internasional, serta kemampuan untuk memperbaiki sistem yang mendekati sistem kerja aparat hukum di negara maju. Kemampuan di bidang hukum bukan satu-satunya kebutuhan KPK.

"Karena kemampuan untuk mengelola KPK sebagai sebuah lembaga juga bergantung kepada penguatan internal kelembagaan KPK," kata Emerson.

Dia juga menyebut bahwa pengembangan sistem teknologi informasi sebagai salah satu titik krusial yang kerap dilupakan. Menurut Emerson, sistem teknologi informasi KPK sedianya terus berkembang mengikuti kompleksitas tindak pidana korupsi yang juga berkembang.

Selain itu, jika Busyro Muqoddas tidak terpilih kembali, menurut Emerson, pimpinan KPK pengganti Busyro nantinya harus memiliki kemampuan untuk cepat beradaptasi sehingga bisa menyamakan langkah dengan pola kerja lembaga dan pimpinan KPK lainnya.

Emerson juga mengingatkan bahwa penindakan korupsi bukan satu-satunya tugas KPK. Sesuai dengan undang-undang, KPK memiliki tugas lain, yakni koordinasi dan supervisi dengan penegak hukum lainnya, pencegahan, dan melakukan pengawasan. Untuk itu, menurut dia, pimpinan KPK yang baru harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan fungsi KPK selain di bidang penindakan.

Sejauh ini, pansel telah memilih enam orang yang akan lanjut ke tahap seleksi wawancara. Keenam orang itu adalah Jamin Ginting (Swasta), Busyro Muqoddas (Swasta), I wayan Sudirta (Advokat), Ahmad Taufik (Swasta), Robby Arya Brata (Advokat), dan Subagio (PNS/Pensiunan). Mereka akan mengikuti seleksi wawancara pada 9 Oktober mendatang.

Selanjutnya, Pansel akan memilih dua nama untuk diajukan ke Presiden pada 13 Oktober 2014. Dua nama tersebut kemudian akan mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan di DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com