Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: UU Pilkada Tidak Benar dalam Logika Demokrasi

Kompas.com - 27/09/2014, 11:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum Partai Demokrat menilai UU Pilkada yang dihasilkan oleh DPR tidak sesuai dengan logika demokrasi. Ia pun menilai UU tersebut bertabrakan dengan UU lain yang mengatur DPRD dan pemerintahan daerah.

"Disini yang saya lihat tidak benar dalam logika didalam merumuskan UU ini. Saya berpikir karena ini prinsip, demokrasi, kedaulatan rakyat, ini koreksi besar selama 10 tahun ini, saya sendiri ambil sikap tetap pilih langsung, tetapi dengan perbaikan," kata SBY dalam tayangan di akun YouTube "Suara Demokrat", Jumat tengah malam (26/09/2014).

SBY menekankan, dengan dipilihnya kepala daerah oleh DPRD sama saja kemunduran dalam demokrasi. Ia pun memertanyakan alasan DPRD mendapatkan mandat untuk dapat menentukan kepala daerah di era reformasi ini.

"Saya ingin tanyakan kepada sodara-sodara kami para politisi, siapa yang berikan mandat kepada DPRD untuk dapat memilih gubernur, bupati, dan walikota?" tanya SBY.

SBY kemudian menerangkan, ada benturan dalam UU Pilkada dengan perundang-undangan lain yang juga mengatur tentang pemilu dan pemerintahan daerah. Ia pun menyebut UU Pilkada berbenturan dengan UU MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) dan UU Pemerintah Daerah.

"Kalau UU yang mengatur DPRD, rezimnya sekarang masuk UU Pemda, dulu rezimnya di UU MD3, rezimnya berubah sekarang, bayangkn ada UU Pilkada, yg memilih kepala daerah itu DPRD, sementara UU yang mengatur DPRD itu sendiri tidak memberi wewenang apapun, bagaimana mungkin dieksekusi UU yang baru ini," papar SBY.

Lebih jauh, SBY menyebut dirinya sebagai Presiden berat untuk menandatangani UU Pilkada. Ia pun kemudian menegaskan ada konflik UU Pilkada dengan perundang-undangan lainnya.

"Sebagai Presiden, berat bagi saya tandatangani UU Pilkada, selama saya tahu ada konflik dan perbedaan yang mendasar dengan UU lain, apalagi UU itulah yang mengatur pemerintahan daerah seperti apa, DPRD seperti apa," tutur SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com