Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhyaksa Dault Heran Kemenpora Akan Dihapus di Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 18/09/2014, 16:42 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault meminta kepada Tim Transisi presiden terpilih Joko Widodo untuk realistis dalam menyusun stuktur kementerian dalam pemerintahan mendatang. Sebab, jika tidak, dikhawatirkan penyesuaian birokrasi di bawah kementerian akan semakin rumit.

Saran itu disampaikan Adhyaksa menyusul informasi yang ia terima bahwa akan ada penghapusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kementerian ini, kata Adhyaksa, nantinya akan kembali di bawah naungan Dirjen Kementerian Pendidikan.

"Saya dengar dari Menpora Roy Suryo bahwa Kemenpora akan dihilangkan di pemerintahan Jokowi. Saya bingung, jangan bongkar pasang seperti inilah," kata Adhyaksa seusai mengisi seminar nasional di Gedung AH Nasution, Kompleks Akademi Militer, Kota Magelang, Kamis (18/9/2014).

Adhyaksa melanjutkan, tidak mudah membongkar kementerian. Perubahan struktur kementerian yang tidak sesuai bisa berdampak panjang dan lama, mulai dari penyesuaian birokrasi hingga persoalan mutasi pejabat dan karyawan di bawahnya.

"Dulu, ketika saya masih menjadi Menpora saja baru dapat aset-aset satu tahun setelah dilantik. Bahkan, dua bulan pertama, saya dan para karyawan bekerja di rumah karena belum ada nomenklatur. Kalau benar akan dihapus, bisa-bisa waktunya habis hanya untuk mengurusi birokrasi dan sebagainya," ujkar Adhyaksa.

Belum lagi menyangkut persoalan dunia olahraga saat ini. Jika benar-benar akan ditangani dirjen, bukan tidak mungkin pengajuan anggaran untuk kegiatan olahraga akan semakin sulit karena harus melalui rapat dengar pendapat (RDP) di DPR RI, bukan lagi dibahas di rapat kerja kementerian.

"Kalau begitu, atlet-atlet kita bisa teriak karena makin enggak ada lagi bonus prestasi," ungkapnya.

Selain Kemenpora, katanya, ada wacana pembentukan Kementerian Maritim yang mengatur masalah kelautan dan perikanan di Indonesia. Menurut Adhyaksa, ide tersebut kurang sesuai karena kelautan dan perikanan adalah dua bidang yang berbeda dan perlu pemisahan kementerian.

Dia mengatakan, persoalan kelautan berarti menyangkut masalah pertahanan (defense), sedangkan perikanan lebih kepada mengatur segala potensi dan sumber daya alam tidak hanya di laut, tetapi juga di darat.

"Saya sih ber-positive thinking saja. Tidak 'meng-aku-engkau-kan' pemerintah, tetapi 'meng-kita-kan' pemerintah. Saya sudah memberi masukan ke Pak JK (Jusuf Kalla) terkait hal ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com