Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir ESDM: Gaji Menteri Tidak Sebanding dengan Beban Tugasnya

Kompas.com - 06/09/2014, 13:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Saleh Abdurahman mengatakan, harus ada perbaikan dalam sistem remunerasi terhadap karyawan dan juga menteri, terutama di kementeriannya.

Ia menambahkan, gaji yang diterima Menteri ESDM Jero Wacik tidak besar, sedangkan beban kerjanya sebagai menteri cukup berat. "Gaji menteri kan tidak besar sehingga harus dibantu dana operasional. Tuntutan kerja begini besar harusnya ada remunerasi sebanding," ujar Saleh dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (6/9/2014).

Saleh mengatakan, tak sebandingnya remunerasi tersebut tengah menjadi perbincangan hangat di dalam kementeriannya. Ia meminta agar penyedia anggaran dapat mempertimbangkan peningkatan pemberian gaji menteri agar sebanding dengan beban kerjanya.

Beratnya beban kerja Kementerian ESDM dibenarkan oleh anggota Komisi VIII fraksi Partai Golkar Satya W Yudha. Ia mengatakan, Kementerian ESDM merupakan salah satu instansi profit center atau penghasil uang yang memiliki tanggung jawab besar dalam proses pengolahan sumber daya mineral.

Menurut Satya, jika remunerasi karyawan tidak diperhatikan dengan baik maka potensi penyalahgunaan dana untuk kepentingan tertentu akan muncul. Oleh karena itu, kata Satya, perlu adanya perhatian khusus terhadap kementerian penghasil keuntungan bagi negara guna mencegah bertambahnya aktor korupsi.

"Kalau sudah diperhatikan tapi ada yang masih tersandung, maka harus dipertanyakan itu," kata Satya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota komisi VII fraksi PDI Perjuangan Dewi Aryani mengatakan, sektor migas menjadi penyumbang 40 persen pendapatan negara. Menurut Dewi, tersandungnya Jero dalam kasus korupsi bukan merupakan hal yang tabu.

"Jangan-jangan memang gaji menterinya tidak cukup untuk sekian banyak tanggungan yang harus ditanggung menteri," kata Dewi.

Dewi mengatakan, gaji Jero tidak seberapa jika dibandingkan dengan gaji Direktur Pertamina yang mencapai Rp 200 juta. Padahal, ucap Dewi, tugas Jero sebagai menteri salah satunya memantau seluruh perusahaan dalam sektor sumber daya mineral, termasuk Pertamina.

"Bandingkan gaji menteri dan Dirut Pertamina berapa? Menteri tidak lebih dari Rp 20 juta. Makanya ada dana operasional menteri," ujar Dewi.

KPK menetapkan Jero sebagai tersangka sejak 2 September 2014. Selama menjadi Menteri ESDM, Jero melalui Waryono Karno, yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, dan bawahannya yang lain diduga memeras sejumlah rekanan pengadaan di kementerian tersebut.

Terhitung sejak tahun 2011 hingga 2013, total uang yang diperoleh Jero dari pemerasan itu mencapai Rp 9,9 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com