Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Ria Rio Dihadang Ormas

Kompas.com - 11/08/2014, 22:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penataan Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, dihadang organisasi masyarakat. Penataan waduk untuk pembangunan taman publik, daerah tangkapan air, dan pengendali banjir di wilayah Pulomas dan sekitarnya menjadi tersendat.

Ekskavator yang digunakan untuk membangun pagar waduk tak dapat dioperasikan dalam dua hari terakhir ini. Setidaknya 15 anggota organisasi yang menamakan diri Laskar Merah Putih berjaga di sisi utara area Waduk Ria Rio, Minggu (10/8). Sebelumnya, Sabtu lalu, ormas tersebut menghadang ekskavator yang dioperasikan PT Pulo Mas Jaya selaku pengelola Waduk Ria Rio. Ekskavator itu dioperasikan untuk mendirikan pagar pembatas waduk.

Sejak Sabtu hingga Minggu siang, ekskavator itu hanya diparkir di depan Pos Polisi Pulogadung, Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Sekretaris Perusahaan PT Pulo Mas Jaya Nastasya Yulius menjelaskan, terkait sengketa tanah di waduk atas ahli waris Adam Malik sudah memiliki kekuatan hukum tetap dari Mahkamah Agung sejak 2007. Area yang diklaim oleh keluarga Adam Malik itu adalah milik PT Pulo Mas Jaya.

”Sudah ada kekuatan hukum tetap. Silakan saja, buktikan secara hukum,” ujarnya.

Kepala Staf Laskar Merah Putih DKI Jakarta Jefri Maramis mengaku pihaknya hanya memberikan bantuan bagi keluarga Adam Malik untuk memperoleh kembali lahan mereka yang menjadi bagian area Waduk Ria Rio. Bantuan penjagaan itu telah dilaksanakan beberapa pekan terakhir dengan menerjunkan personel sebanyak 15 orang pada siang dan malam hari.

Menurut Jefri, pengoperasian ekskavator pada Sabtu dianggap sebagai upaya PT Pulo Mas mengeruk lahan milik keluarga Adam Malik. Atas dasar anggapan itu, Jefri dan sejumlah anggotanya menghadang pengoperasian ekskavator hingga pengoperasian alat berat itu dihentikan.

Selain dijaga Laskar Merah Putih, area sisi utara waduk juga dipasangi papan pemberitahuan bahwa tanah waduk sedang dalam sengketa. Dalam papan itu disebutkan bahwa lahan waduk dalam penyidikan kepolisian sesuai surat laporan ke Badan Reserse Kriminal Polri, LP/1014/XII/2013/Bareskrim, 4 Desember 2013.

Guna Jaya Malik, salah seorang cucu Adam Malik, mengaku, keluarganya menggunakan Laskar Merah Putih untuk menghalau PT Pulo Mas melaksanakan pekerjaan di sisi utara waduk.
Bukti hukum

Menurut Nastasya, laporan ke Bareskrim Polri itu berisikan gugatan oleh keluarga Adam Malik terhadap Satuan Polisi Pamong Praja DKI yang dianggap melanggar aturan dalam melaksanakan penertiban di Waduk Ria Rio, akhir 2013.

Nastasya juga mengaku, ada sejumlah orang lain yang mengklaim sebagian area Waduk Ria Rio. Namun, menurut Nastasya, silakan saja mengklaim selama dapat membuktikannya secara hukum.

”Sampai saat ini tak ada yang dapat membuktikannya secara hukum,” katanya.

Oleh karena itu, penataan Waduk Ria Rio akan terus berlanjut. Waduk itu tak hanya akan menjadi ruang terbuka hijau, tetapi juga pengendali banjir untuk kawasan Pulomas dan sekitarnya.

Rawan diklaim

Berdasarkan pantauan Kompas, Waduk Ria Rio ini tak hanya diklaim keluarga Adam Malik. Kawasan waduk itu juga diklaim sejumlah orang. Minggu siang, empat orang datang ke Waduk Ria Rio dengan alasan untuk melihat hak warisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com