Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Prabowo-Hatta Minta Polri Segera Panggil Allan Nairn

Kompas.com - 01/08/2014, 13:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Andre Rosiade, mendesak Polri untuk segera memanggil jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn. Andre menilai, polisi bertindak lambat dalam menangani kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Prabowo.

"Kami meminta kepada pihak Bareskrim Polri untuk segera memanggil Allan Nairn dan kawan-kawan. Kami sudah melaporkan awal Juli kemarin kasus Allan Nairn ini, tapi sampai sekarang belum ada pemanggilan Polri terhadap Allan Nairn," ujar Andre dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (1/8/2014).

Andre mengatakan, saat ini Polri baru memanggil Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon sebagai pelapor. Setelah itu, kata dia, Polri belum melakukan apa pun. "Jangan sampai Polri tumpul terhadap warga negara asing," kata mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Trisakti tahun 1998 itu.

Menurut Andre, Polri seharusnya lebih bisa mendeteksi keberadaan Nairn di Indonesia. Berdasarkan data yang dimilikinya, Nairn diketahui berada di Indonesia pada 15 Juli. Saat itu, Nairn yang pernah meliput berbagai peristiwa pelanggaran HAM berat di berbagai dunia ini bertemu dengan pengamat politik, Boni Hargens.

Selain mencari dan memanggil Nairn, Andre juga menuntut Polri mencari oknum di belakang Nairn yang selama ini mendukung jurnalis lepas itu. Apabila Polri tidak juga memanggil Nairn, Andre menengarai akan timbul kecurigaan. "Apakah Polri takut atau tumpul? Apakah mungkin Polri berpihak pada capres tertentu?" kata Andre.

Pada 8 Juli 2014, Fadli Zon melaporkan Nairn ke Badan Reserse Kriminal Polri atas dugaan pencemaran nama baik Prabowo. Menurut Fadli, wartawan investigasi itu telah melakukan kampanye hitam karena memberikan pernyataan tentang Prabowo dalam sebuah wawancara dengan Metro TV tanpa menunjukkan fakta ataupun data yang jelas. Tim Prabowo-Hatta juga meminta kepolisian maksud kedatangan Nairn ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com