"Paham Nazi bisa tumbuh subur (di Indonesia), kalau orang nggak ngerti. Lama-lama paham itu bisa tindakan. Itu yang bahaya," kata Bonny.
Cafe simbol Nazi
Menurut sejarawan UI ini, persoalan ini masuk kategori berbahaya. "Kalau mereka mengaku dengan sadar sebagai fasis," ujar dia.
Gagasan fasisme, lanjut Bonny, biasanya ditandai sikap tidak mau menerima perbedaan, menganggap dirinya paling benar, serta menganggap pihaknya paling benar.
Dia mengharapkan agar generasi muda perlu diberi materi sejarah tentang fasisme dan nazi-isme serta kekejaman yang pernah mereka praktekkan di Perang Dunia II, agar mereka memahami.
Kontroversi pemunculan simbol Nazi Jerman, sebelumnya, sempat mencuat ketika sebuah kafe di Bandung memasang simbol-simbol Nazi di ruangan interiornya.
Setelah sempat ditutup setahun lalu karena menuai kontroversi, pemilik kafe itu membuka kembali aktivitasnya dan memasang simbol-simbol Nazi Jerman di ruangan interiornya.
Henry Mulyana, pemilik restoran itu menegaskan, dia tidak berniat menyebarkan paham Nazi atau memuja Nazi.
"Yang kami angkat adalah sejarah perang dunia, bukan khusus Nazi-nya. Nazi itu kan bagian dari sejarah juga," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.