Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Satu Masa, Menteri di Indonesia Ada yang Berbalut Jas Penuh Tambalan...

Kompas.com - 23/06/2014, 08:57 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesederhanaan menjadi kata yang sekarang sulit ditemukan pada sosok elite di pemerintahan, di parlemen, maupun kabinet. Jauh lebih gampang mencari jam bermerek dengan harga termahal atau mobil dalam gambaran kemewahan yang sama, alih-alih sebentuk kesederhanaan.

Bukan berarti tak pernah ada sosok dari kalangan elite Indonesia yang bisa menjadi teladan soal kesederhanaan. Sejarah menorehkan banyak tokoh yang menjalani kehidupan sederhana hingga akhir hayatnya, termasuk sosok yang satu ini.

Sosok tersebut adalah Menteri Penerangan pada 1946 dan kemudian menjadi Perdana Menteri pada 1950, Muhammad Natsir. Tokoh kelahiran Alahan Panjang, Sumatera Barat, ini dikenal sangat sederhana gaya hidupnya.

Guru Besar University Cornell sekaligus seorang Indonesianis asal Amerika, George McTurnan Kahin, menggambarkan kesederhanaannya dalam buku Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan.

Kahin bertutur, saat pertama kali bertemu di Yogyakarta, dia heran dengan penampilan Natsir yang sama sekali tak tampak sebagai seorang menteri. "Ia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintah mana pun," tulis Kahin. Kemeja Natsir juga hanya ada dua, kata dia, itu pun kusam.

Selain itu, saat menjadi Menteri Penerangan, Natsir besama istrinya Ummi Nurnahar dan kelima anaknya, yaitu Lies, Asma Faridah, Hasnah Faizah, Aisyahtul Asriah, dan Fauzie Natsir, menumpang tinggal di rumah sahabat Natsir, Prawoto Mangkusasmito, di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Natsir tak lagi menumpang ketika pemerintah menyediakan rumah bagi keluarga ini pada 1946. 

Setelah menjadi Perdana Menteri tahun 1950, negara memberikan berbagai fasilitas seperti rumah yang lebih layak daripada rumah di Jalan Jawa, Jakarta, lengkap dengan penjagaan dan pengawalan, termasuk tukang cuci dan masak, serta tukang kebun.

Meski mendapatkan semua fasilitas tersebut, keluarga Natsir tetap tampil sederhana. Bahkan, istri Natsir masih kerap berbelanja sendiri ke pasar. Pada tahun itu, Natsir adalah sosok yang menyodorkan Mosi Integral, yang mempertahankan bentuk negara kesatuan dan mencegah Indonesia terpecah belah, bukan pejabat biasa.

Pada tahun 1951, setelah Natsir mengundurkan diri sebagai perdana menteri, negara menyediakan dana taktis yang jumlahnya cukup besar. Meski dana itu adalah haknya, Natsir memilih tak memakainya untuk kepentingan pribadi dan malah menempatkannya di koperasi karyawan.

Kehidupan Natsir dan keluarganya tetap tak berubah. Keluarga ini tetap harus berpindah-pindah saat pemberontakan PRRI terjadi, sampai 1966. Tokoh Masyumi ini meninggal pada 1993, tetap dengan kesahajaannya, terlepas dari segala stigma politik yang ditempelkan pada salah satu tokoh Petisi 50 ini, yang membatasi banyak langkah kehidupannya. Setidaknya, tokoh besar yang tetap sederhana itu pernah ada di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com