JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik mengkritik wacana yang dilemparkan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuzy tentang pengajuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono maju sebagai bakal calon wakil presiden. Menurut Jero, wacana itu tidak masuk akal.
"Enggak logislah. Capres sekarang kan konvensinya capres," ujar Jero di kompleks kantor kepresidenan, Selasa (22/4/2014).
Jero mengatakan, Partai Demokrat tidak pernah terpikir sedikit pun untuk kembali mengajukan SBY dalam pemilihan presiden sebagai cawapres. Partai tersebut masih menunggu hasil konvensi dan tidak akan menjadikan hasil konvensi sebagai cawapres untuk partai lain. Demokrat juga membuka koalisi dengan partai lain dengan tetap mengusung hasil konvensi sebagai capres.
"Yang 11 persen saja berani kok, kita 10 persen hanya beda satu persen, apa bedanya?" kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Sebelumnya, kubu PPP yang dimotori Romahurmuzy menentang keras manuver Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang mendekati Partai Gerindra. Romahurmuzy berharap PPP beserta partai berbasis massa Islam berkoalisi dengan Demokrat dan mengusung SBY sebagai cawapres.
"Bukan tidak mungkin kita (partai islam) membangun poros tengah dengan mengusung SBY sebagai calon wakil presiden. Itu bisa saja dilakukan," kata pria yang akrab disapa Romy tersebut di kantor DPP PPP, Sabtu (19/4/2014).
Menurut Romy, saat ini sudah ada tiga kekuatan besar yang akan bersaing dalam pilpres mendatang. Mereka adalah bakal capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan bakal capres Golkar Aburizal Bakrie. Ia berpendapat bahwa kehadiran poros partai islam dan Demokrat yang mengusung SBY sebagai cawapres dapat menjadi kekuatan pesaing tiga capres lain. Adapun capres yang akan diusung koalisi tersebut akan ditentukan belakangan berdasarkan perundingan anggota koalisi.
"Jangan salah, Pak SBY itu elektabilitasnya masih tinggi. Hampir 50 persen lebih. Bisa mengalahkan Jokowi dan Prabowo," ujar Romy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.