Sebelumnya, wacana koalisi partai-partai berbasis massa Islam pernah muncul sebelum pemilu legislatif. Nama yang dicetuskan adalah koalisi poros tengah jilid II. Kini, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengusulkan satu nama baru, yaitu koalisi Indonesia Raya.
Menurut Amien, koalisi ini merupakan penyempurnaan koalisi poros tengah. Katanya, nama dan format baru koalisi untuk lebih memperluas cakupan. Tujuan akhirnya adalah untuk membangun kekuatan besar untuk memenangkan pemilihan presiden dan membentuk pemerintahan yang solid.
Ia menampik jika penamaan "Indonesia Raya" dikaitkan dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) besutan Prabowo Subianto.
"Poros tengah itu terlalu sempit, terlalu hijau. Indonesia Raya itu bukan Indonesia yang lemah dan terbelakang," kata Amien seusai menghadiri pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam, di Cikini, Jakarta, Kamis (18/4/2014) malam.
Amien mengatakan, usaha membangun bangsa tak dapat dilakukan oleh satu kelompok tertentu. Maka dari itu, ia berharap koalisi Indonesia Raya dapat dibangun dengan skala besar. Ia mengaku kecewa jika PDI Perjuangan bersikukuh membangun koalisi yang ramping karena akan kesulitan menjalankan roda pemerintahan dengan dukungan absolut jika nantinya berkuasa.
Pertemuan para elite partai-partai Islam yang berlangsung malam tadi digelar secara tertutup di Rumah Ratna Hasyim Ning, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Seluruh perwakilan partai berbasis massa Islam hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya Bendahara Umum DPP PKB Bahrudin Nashori, Ketua DPP PAN Azwar Abubakar, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, tokoh MUI KH Amidan, dan Waketum PPP Emron Pangkapi.
Sekretaris Jenderal Intelektual dan Ulama Muda Indonesa (IUMI) Bachtiar Natsir yang menjadi koordinator acara mengatakan, desakan pada partai berbasis Islam untuk bergabung mengusung calon wakil presiden sendiri masih sangat rasional. Dalam hitungannya, partai Islam memiliki modal yang lebih dari cukup untuk memenuhi ambang batas pengajuan calon presiden.
"Jika digabungkan, suara partai Islam sangat signifikan hingga 32 persen," ujarnya.
Presiden PKS Anis Matta memberikan apresiasi tinggi pada semangat semua tokoh yang ingin membangun koalisi besar. Namun, ia tak ingin tergesa menentukan sikap. Anis berharap ada banyak waktu untuk kembali bertemu dalam rangka menyamakan persepsi tentang koalisi politik.
"Ini baru pertemuan awal. (Pembicaraan semacam) ini kan tidak mungkin kami selesaikan dalam satu kali pertemuan saja," ucap Anis.
Partai-partai Islam juga memiliki banyak figur yang layak diperhitungkan sebagai bakal capres, misalnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, atau Presiden PKS Anies Matta.
Modal yang dimiliki oleh partai berbasis Islam juga cukup menjanjikan. Setidaknya berdasarkan hasil hitung cepat, dari lima partai politik berbasis Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014, hanya Partai Bulan Bintang (PBB) yang terpuruk.
Selebihnya melejit di atas kisaran 6 persen, termasuk partai-partai yang dihajar isu negatif seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hasil hitung cepat perolehan suara pileg itu menjungkalkan semua perkiraan yang menyebut partai Islam tak akan mendapat hasil signifikan di pileg tahun ini.
Munculnya bakal capres dari koalisi ini diharap menjadi alternatif dalam pilpres nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.