Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Pilih Siapa, Nih? Enggak Ada yang Kenal"

Kompas.com - 09/04/2014, 13:47 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Ini cerita yang hadir pada hari pemungutan suara, Rabu (9/4/2014). Kampanye yang dilakukan para calon anggota legislatif ternyata tak sepenuhnya mengena dan membuat calon pemilih mengingat mereka.

Seorang pemilih, Widya (62), berdiri cukup lama di depan papan yang berisi daftar caleg tetap (DCT) DPR, DPD, dan DPRD provinsi. Papan tersebut diletakkan tepat di depan pintu masuk tempat pemungutan suara (TPS) 73 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Ia mengamati deretan ratusan nama yang dilengkapi gambar caleg. Sesekali dia berbincang dengan suaminya, Ahmad (65).

"Pilih siapa nih? Enggak ada yang (saya) kenal," Widya kepada sang suami.

Ketika suaminya mengajaknya masuk ke TPS, dia masih bertahan. "Sebentar. Belum selesai. Siapa tahu ada yang kita kenal," kata dia.

Perempuan itu mengaku memang belum menetapkan pilihannya. Alasannya, karena tidak ada satu pun calon yang dikenalnya. Ia hanya mengetahui bahwa pemilu kali ini diikuti 12 partai politik (parpol). Sementara itu, berapa jumlah dan siapa saja caleg yang diusung partai, tak pernah diketahuinya.

Pengetahuannya soal parpol pun tidak banyak. Satu-satunya sumber informasi soal peserta pemilu hanya iklan yang selalu muncul setiap hari. Ia juga mengaku tak tahu apa visi, misi, dan program partai-partai itu. Meski demikian, Widya akhirnya memutuskan memilih partai berdasarkan pengenalannya yang tidak banyak itu.

"Nyoblos partainya sajalah, daripada bingung. Orangnya (caleg) tidak ada yang (saya) kenal," kata dia.

Hal yang sama juga dialami Rachma (46). Ibu rumah tangga, warga Tebet Dalam itu, mengatakan, sejak penetapan partai politik (parpol) peserta pemilu Januari 2013 lalu dan penetapan caleg DPR dan DPD, Agustus 2013 lalu, tidak ada satu pun partai mau pun caleg yang langsung turun ke bawah menemuinya dan warga sekitarnya untuk menyampaikan visi, misi dan program kerjanya.

"Tidak ada sama sekali. Di acara apa pun tidak ada, sekali pun. Kami tidak pernah didatangi," kata Rachma.

Akhirnya, Rachma pun mengambil langkah yang sama seperti Widya. Lalu bagaimana dengan caleg independen atau DPD yang tidak melaju lewat partai?

"Lihat nanti di bilik saja," katanya.

Lain lagi dengan Cicih (72). Warga Jalan Jaya Mandala II itu memutuskan untuk memilih secara acak caleg pilihannya. Sebelum memilih, Cicih bahkan sempat mengintip pilihan orang lain di bilik suara di sebelahnya.

"Siapa saja lah dicoblos. Asal saja," ujar Cicih, seusai mencelupkan jarinya ke tinta sidik jari.

Cicih tidak terlalu peduli dengan hasil pemilu. Yang terpenting, kata dia, telah menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com