Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Minta Gerindra Tak Ungkit Perjanjian Batu Tulis

Kompas.com - 17/03/2014, 10:10 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin menyayangkan sikap Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang terus perjanjian Batu Tulis antara Gerindra dan PDI-P. Dalam perjanjian itu, salah satu poinnya menyebutkan, "Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden tahun 2014".

"Tapi dengan sebuah asumsi bila dalam Pilpres 2009 itu sukses. Artinya Bu Mega jadi presiden dan Prabowo jadi wakil presiden," kata Hasanuddin, dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (17/3/2014).

Menurut Hasanuddin, perjanjian itu telah usai dan Gerindra tak perlu terus mengungkitnya. Alasannya, pasangan Mega-Prabowo gagal dalam Pemilihan Presiden 2009. Oleh karena itu, kata Hasanuddin, kesepakatan Batu Tulis dianggap gugur dan tak pernah ada perbincangan lagi soal itu.  

"Kami tak akan bergeming melayani ungkitan-ungkitan itu. Kami sekarang lebih fokus berjuang meyakinkan rakyat, agar rakyat lebih paham dan lebih selektif serta hati-hati memilih pemimpinnya," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PDI-P Puan Maharani juga meminta Gerindra tak ikut mencampuri urusan partainya. Selain tak memiliki wewenang, sikap yang terus mengungkit perjanjian Batu Tulis juga dianggapnya menabrak etika. Pasca penetapan Joko Widodo sebagai calon presiden PDI-P, beredar dokumen perjanjian Batu Tulis antara Gerindra dan PDI-P. Kesepakatan itu berisi beberapa poin, yang salah satunya menyebutkan Mega akan mendukung pencalonan Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2014.  

Baca juga:
Soal Perjanjian dengan Gerindra, PDI-P Mengaku Sudah "Move-On"
Gerindra: Penyelesaian Perjanjian Batu Tulis Soal Etika
PDI-P Siap Hadapi Protes Gerindra untuk Pencapresan Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com