Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Edhie: Demokrat Tak Perlu Usung Capres di Luar Konvensi

Kompas.com - 09/03/2014, 09:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo menegaskan, partainya tidak perlu mengusung calon presiden di luar peserta konvensi. Pasalnya, 11 peserta konvensi dianggap cukup layak untuk menjadi bakal capres yang akan diusung oleh Demokrat.

"Partai Demokrat adalah partai politik pertama di Indonesia yang menjaring calon presiden melalui sistem konvensi dengan partisipan non-kader partai di dalamnya. (Jadi) tidak perlu kami mengusung calon lain di luar konvensi," kata Pramono melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/3/2014).

Pernyataan Pramono ini menyanggah pernyataan salah satu pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sabam Sirait, yang menyarankan agar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak memaksakan mengusung capres dari internal partai karena dianggap tidak layak. Salah satu peserta konvensi ini mengatakan, partainya telah menerapkan aspek demokrasi guna menentukan bakal capres yang akan diusung.

Dari 11 peserta, hanya empat kader Demokrat yang ikut di dalam konvensi tersebut. Ia menambahkan, kesebelas peserta konvensi Demokrat memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Selain itu, masyarakat juga diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian mengenai capres seperti apakah yang layak diusung Demokrat.

"Dimana partai lain yang mengaku mengusung semangat demokrasi malah menggunakan hak prerogatifnya untuk menentukan calon presidennya sendiri, Partai Demokrat justru mengajak partisipasi masyarakat melalui polling yang dilakukan tiga badan survei terpercaya sekaligus," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Sabam meminta agar SBY harus berani dan bersedia membuka diri untuk mendukung calon presiden yang benar-benar berintegritas meski berasal dari luar kontestan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

"Jangan calonkan capres yang enggak mampu dari Partai Demokrat," kata Sabam dalam diskusi politik di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/3/2014).

Demokrat tengah menunggu proses Konvensi Demokrat. Sebanyak 11 peserta Konvensi masih melakukan kampanye di daerah dan melakukan debat sebelum dipilih untuk menjadi capres Demokrat. Menurut Demokrat, Majelis Tinggi yang diketuai SBY akan menetapkan capres berdasarkan survei.

Hanya, kepastian bisa tidaknya mengusung capres sendiri tergantung hasil Pileg. Pasalnya, dalam UU Pilpres terdapat syarat mengusung capres-cawapres, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional. Jika tidak mencukupi, parpol mesti berkoalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com