Thengul yang di pikirannya terbiasa mengatasi semua masalah dengan uang, segera melipatgandakan pemberian uangnya dan menyorongkan kembali kepada petugas.
Kali ini petugas telah kehabisan kesabarannya. Lalu katanya, "Silakan bapak turun dan ikut kami ke kantor. Kita selesaikan persoalan ini di kantor," polisi itu segera menggelandang Thengul ke mobil patroli menuju kantor polisi terdekat.
***
"Siapa nama saudara?" petugas mulai menginterogasi Thengul.
"Wawan."
"Wawan Siapa?!"
"Tubagus Chaeri Wardhana."
"Domisili?"
"Jalan Denpasar IV Nomor 35 Setiabudi, Jakarta Selatan."
"Pekerjaan?"
"Wiraswasta."
"Bidang pekerjaannya apa?"
"Macam-macam."
"Sebutkan beberapa di antaranya."
"Kontraktor, production house, jasa, dan lain-lain."
"Sebutkan yang lain-lain itu!?"
Lalu, orang yang diinterogasi itu pun bercerita mengenai usahanya. Dia mengaku mempunyai berbagai bisnis. Selain mengerjakan proyek pemerintah, juga berbisnis persewaan kamar kos di Bandung, apartemen yang disewakan di Jakarta, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Serang, karaoke di Jakarta, bahkan kapal pesiar.
"Saudara kaya-raya sekali ya?"
"Begitulah. Makanya kita damai saja, Pak."
"Saya lanjutkan lagi interogasinya. Aset anda itu ada di mana saja?"
"Pertanyaannya enggak relevan. Saya kan hanya melanggar lalu lintas, kok pertanyaannya macam-macam?"
"Jawab saja!"
"Di Bandung, Cianjur, Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bali. Jumlah keseluruhannya kira-kira lebih dari 90 aset."
"Anda kok bisa memiliki kekayaan sebanyak itu, bagaimana caranya?"
"Saya punya kekuasaan yang besar atas anggaran Provinsi Banten. Saya yang mengatur proyek-proyek pemerintah di sana. Saya juga ikut dalam hal penyusunan dan penggunaan anggaran daerah yang dipimpin kakak saya."
"Siapa kakak saudara?"
"Ah, bapak pasti tahu siapa kakak saya," ujar Thengul seraya membisikkan sebuah nama di telinga petugas yang menginterogasinya.
Petugas itu manggut-manggut, lalu katanya, "Baik. Interogasi sudah selesai, untuk sementara malam ini saudara menginap di sini."
"Loh, apa-apaan ini. Saya tidak mau! Saya hanya melanggar lalu lintas!"
"Itu kesalahan pertama saudara. Kesalahan kedua, saudara telah melakukan percobaan penyuapan kepada petugas. Itu berat hukumannya. Dan ketiga, setelah dari sini, besok saudara akan kami antar ke kantor KPK."
"Saya protes, saya akan hubungi pengacara saya."
"Petugas, antar orang ini ke ruang tahanan."
"Tidak... tidak.. tidaaaakkk...."
Byur.... mendadak sekujur tubuh terasa dingin. Siraman seember air oleh emaknya telah membangunkan Thengul dari mimpinya. Lantaran mimpinya itulah, Thengul jadi takut menjadi orang kaya-raya macam Wawan. Hiiiiyyyy....
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.