Thengul merasa hidup sedemikian menyenangkan. Mau berkendara mobil apa saja tinggal pakai. Mau makan apa saja, tinggal pesan. Mau bertemu dengan wanita cantik macam apa pun, tinggal bilang kepada bawahannya, maka wanita-wanita cantik yang berlabel orang biasa maupun artis pun dengan suka hati datang kepadanya.
Sambil lalu, Thengul pun mulai mencoba kesaktiannya dengan menghubungi wanita-wanita cantik yang tadi melintas di ingatannya.
"Hi dear..., di mana kamu? Oh, oke..., nanti sehabis nyanyi susul gue di tempat biasa ya," ujar Thengul kepada seorang penyanyi "impor".
Tak lama kemudian, "Hai beb, besok kita dinner di Singapur yuk...," kata Thengul kepada seorang mantan model.
Tak lama kemudian, Thengul pun menghubungi seorang bintang sinetron, "Halooo sayang..., kirimanku udah nyampe kan? Iya, 50 juta. Itu untuk kebutuhanmu sebulan ya. Mobil yang kukirim kemarin oke kan? Mmmmuuaaaccchhh...."
Hati Thengul berbunga-bunga. Sebuah getaran pada ponselnya mengharuskan dia melambatkan laju mobilnya. Pada layar ponselnya terlihat nama orang kepercayaannya.
"Ya... Kenapa? Atur aja. Sediain aja lima miliar buat orang MK. Jangan lupa, kirim mobil ke penyanyi seksi itu. Hah? Ngacau kamu, kelas dia mobil di atas satu M. Iya, sip... Bagian buat orang pemda sudah kamu bagi kan? Oke. Aku mau jalan-jalan dulu."
Selesai menutup ponselnya, Thengul pun kembali menjejak pedal gas mobilnya. Brmmm....
Dia kembali berzig-zag di antara mobil-mobil lainnya. Pedal gas makin dalam ditekan, dan....
Mendadak bunyi sirene mobil polisi meraung-raung di belakang mobil Thengul. Nguing... nguing....
Bunyi sirene polisi tak diacuhkan oleh Thengul yang kini berkendara di jalur busway. Keruan saja, polisi yang mengejarnya pun kian gigih membuntuti Thengul. Sial bagi Thengul, ternyata jalur busway yang dilaluinya sudah ditutup dengan palang pintu. Rupanya polisi yang mengejar dirinya telah menghubungi kawannya untuk menutup jalur busway. Thengul pun menginjak dalam-dalam pedal rem mobilnya hingga moncong depan mobilnya mencium palang pintu jalur busway.
Tak ada jalan keluar bagi Thengul selain menyiapkan jawaban dengan beberapa lembar uang ratusan ribu rupiah. Dengan cekatan, Thengul meloloskan lima lembar uang berwarna merah itu dan secepat kilat digenggamnya. Berbarengan dengan adegan tersebut, sebuah ketukan agak keras terdengar dari pintu kaca mobilnya.
"Selamat malam, bisa lihat surat-suratnya?" kata petugas dengan tegas.
Thengul segera menyerahkan surat-surat yang diminta petugas sambil menyertakan uang sogokan di bawah surat-surat itu.
Petugas memandang tajam wajah Thengul seraya berkata, "Kami hanya perlu surat-surat ini, silakan ini disimpan kembali," polisi menahan amarah seraya mengembalikan uang pemberian Thengul.