Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kriteria Presiden Selanjutnya Versi Muhammadiyah

Kompas.com - 10/02/2014, 20:14 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menilai, selama ini sudah terjadi krisis multidimensi yang berkepanjangan di Indonesia. Krisis multidimensi yang menyangkut politik, ekonomi, sosial dan budaya itu, menurutnya, bisa terjadi karena Indonesia mempunyai berbagai masalah.

Namun, masalah tersebut tidak bisa diselesaikan karena selama berpuluh-puluh tahun merdeka, Indonesia tidak mempunyai seorang pemimpin yang dapat memecahkan masalah.

"Tentu ini ada masalah. Kalau ada masalah berkelanjutan pasti karena tidak ada pemecahan masalah. Tidak ada pemecahan masalah karena tidak ada pemimpin yang mampu memecahkan masalah. Tidak ada problem solver," kata Din dalam diskusi "Mencari Akar Masalah Krisis Berkepanjangan" di Kantor PKPI di Jakarta, Senin (10/2/2014).

Oleh karena itu, Din menilai pemimpin Indonesia selanjutnya harus seseorang yang bisa menyelesaikan masalah. Dengan begitu, masalah-masalah yang terjadi di Indonesia bisa diatasi.

"Pemimpin 2014 harus problem solver. Bukan lari dari masalah, atau merasa tidak ada masalah. Kalau merasa tidak ada masalah, lama kelamaan masalah akan menumpuk," ujar dia.

Selain itu, Din juga menilai bahwa pemimpin Indonesia kedepan harus seorang Solidarity Maker alias dapat merangkul semua kalangan. Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan etnis haruslah dipimpin oleh seorang yang majemuk.

"Jadi dia tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri atau kelompoknya, tapi juga majemuk, memikirkan semua kalangan," lanjutnya.

Kriteria pemimpin Indonesia, lanjut dia, juga harus berani mengambil resiko terkait suatu kebijakan. Jika nantinya kebijakan tersebut tidak berhasil, maka dia juga harus bertanggungjawab atas hal itu.

"Jadi bukan hanya menyalahkan pembantunya, menteri-menterinya, tapi harus ditanggung sendiri," kata Din.

Terakhir, ucapnya, pemimpin Indonesia juga harus memiliki moral yang baik. Dengan begitu, dia tidak akan menggunakan kebijakannya untuk melakukan hal-hal yang dapat menguntungkan dirinya sendiri.

"Ini bukan pendapat saya pribadi, tapi sudah menjadi hasil diskusi Muhammadiyah, bagaimana mencari pemimpin secara berkelanjutan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com