Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Capres Konvensi Demokrat Gagal

Kompas.com - 02/02/2014, 14:48 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai, sebelas Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat gagal dan tidak cukup kuat untuk bersaing dengan calon presiden dari partai-partai lainnya. Pasalnya, berdasarkan hasil survei per Januari 2014, tak ada satupun Capres Konvensi Demokrat yang mendapatkan elektabilitas diatas 5 persen.

"Konvensi Demokrat terbukti telah gagal melahirkan capres yang kuat yang bisa menyaingi partai lainnya," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Minggu (2/2/2014) siang.

Capres Konvensi yang paling kuat, yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, hanya mendapatkan suara 2,5 persen. Dibawahnya, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo hanya mendapatkan 2,1 persen. Sementara Ketua DPR Marzukie Ali hanya mendapatkan 2 persen suara. "Sisanya, Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat yang lain, perolehan suaranya semua dibawah 2 persen," lanjut Adjie.

Adjie menjelaskan, dengan lemahnya perolehan suara tokoh-tokoh konvensi ini, maka Demokrat bukan saja gagal melahirkan seorang tokoh yang kuat sebagai capres. Tujuan lain diadakannya konvensi, yakni untuk meningkatkan perolehan suara Demokrat yang terus menurun karena korupsi, menurutnya juga telah gagal.

Kondisi itu, menurut Adjie, menjadi suatu ironi tersendiri bagi Partai Demokrat. Pasalnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon presiden Demokrat mendapatkan suara yang sangat kuat pada pemilu 2004 dan 2009 lalu. Di pemilu 2004, SBY mendapatkan 60,62 persen, sementara pada pemilu 2009, SBY mendapaykan 60,80 persen.

"Tapi sekarang, dengan sebelas tokoh yang ada di Konvensi Demokrat, tak ada satupun yang mendapatkan suara sampai 5 persen," lanjutnya.

Kondisi ini, menurutnya terjadi karena Partai Demokrat terlalu bergantung dengan Sosok SBY selama dua periode. Akibatnya, kaderisasi di kubu demokrat tidak berjalan dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com