"Saya kira tidak harus (mundur dari Gubernur Jabar). Sebab tidak akan mengganggu. Insya Allah saya pertanggungjawabkan tugas ini untuk tidak mengganggu apapun tugas saya sebagai Gubernur,"kata Aher di kantor DPP PKS, Minggu (2/2/2014).
Aher mengatakan, akan berusaha membagi waktu agar tidak mengganggu kinerjanya sebagai pemimpin daerah. Di luar masa kerjanya sebagai Gubernur, Aher berencana melakukan dialog langsung dengan berbagai lapisan masyarakat."Saya pikir tidak menganggu. Saya bisa membagi waktu dengan baik. Pada hari kerja saya tentu harus bekerja. Pada saat di luar hari kerja, tentu kita bisa melakukan dialog publik, komunikasi dengan berbagai pihak," katanya.
Menurut Aher, menjadi kandidat capres PKS merupakan amanah yang diberikan partainya. Sebab ia mengaku tidak pernah mengajukan diri untuk menjadi capres. Namun ternyata namanya masuk dalam tiga besar sebagai kandidat capres berdasarkan hasil pemilihan raya (pemira) PKS. Aher pun mengaku percaya diri dan memastikan ada masyarakat Jabar yang mendukungnya.
"Ya, pasti ada lah (dukung Aher). Karena tentu saya sudah periode kedua di Jawa Barat. Kemudian Jawa Barat sebagai etnis terbesar kedua di Indonesia. Kalau ada kerinduan bahwa kenapa, sih orang nasional tidak dari Jawa Barat? Itu kan ada suara-suara seperti itu," paparnya.
Setelah ini, Aher pun akan menjalani uji publik bersama dua kandidat capres PKS lainnya yaitu Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta. Dari hasil uji publik itu, PKS akan mengusung seorang capresnya. Menurut Aher, dengan adanya tiga kandidat capres tidak akan membuat suara PKS terpecah."Di PKS kalau sudah ada keputusan Insya allah tidak. Apalagi para kader yang tercatat punya kartu anggota Insya Allah tidak ada kata tidak sepakat pasti kata sepakat. Tentu yang harus diyakinkan uji publik pada masyarakat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Majelis Syuro PKS melalui rapat musyawarah ke 11 menentukan tiga kandidat capres. Penentuan itu berdasarkan hasil Pemira PKS yang dilakukan pada akhir November 2013 lalu oleh masing-masing Dewan Pimpinan Wilayah di 33 provinsi. Dalam pemira itu, perolehan suara Hidayat Nur Wahid mengalahkan empat kandidat kuat lainnya, yakni Anis Matta, Aher, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail. Hidayat memperoleh 18,34 persen suara, Anis Matta 17,46 persen, Ahmad Heryawan 16,69 persen, Tifatul 11,5 persen, dan Nur Mahmudi 7,41 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.