Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak Heran Bencana di Indonesia Terjadi Terus-menerus"

Kompas.com - 28/01/2014, 15:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dinilai karena eksploitasi sumber daya alam (SDA). Eksploitasi alam yang dilakukan selama bertahun-tahun tanpa memikirkan keseimbangan ekosistem telah membuat alam Indonesia menjadi rentan terhadap bencana.

Aktivis lingkungan hidup, Chalid Muhammad, menjelaskan bahwa eksploitasi alam sudah terjadi sejak zaman Presiden Soekarno dulu. Namun, menurut dia, eksploitasi alam menjadi semakin parah pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"SBY pernah menitikkan air mata pada saat memberikan lahan sebesar 2 hektar secara historis kepada petani. Tapi air mata itu patut diragukan. Pasalnya, kita harus hitung berapa juta hektar tanah yang diberikan kepada pengusaha," kata Chalid dalam diskusi di Soegeng Sarjadi Syndicate, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Chalid menjelaskan, menurut data yang didapatkannya dari Sawit Watch, hingga Juni 2010, pemerintah SBY telah memberikan 9,4 juta hektar tanah kepada 30 grup yang mengontrol 600 perusahaan. Luas itu setara dengan tanah yang dikuasai oleh 26,7 juta petani miskin, jika setiap petani memiliki tanah seluas 1 hektar.

Dari data itu saja, menurutnya, pemerintahan SBY telah melakukan pembiaran terhadap eksploitasi alam yang dilakukan oleh pihak swasta. Belum lagi, eksploitasi alam di sektor lainnya, seperti pengerukan minyak dan gas bumi di berbagai daerah.

"Makanya tidak heran kalau bencana di Indonesia terjadi terus-menerus. Alam tidak bisa lagi bertahan dengan eksploitasi yang dilakukan. Begitu hujan sedikit, langsung banjir. Begitu kemarau, langsung kebakaran," lanjut Chalid.

Ironisnya, tambah dia, pengerukan alam secara besar-besaran itu tidak juga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Daerah-daerah yang menjadi target eksploitasi justru menjadi daerah yang miskin dan sulit berkembang secara ekonomi.

"Namun, hal ini juga tidak berdampak pada kesejahteraan, tetapi malah kemiskinan. Kita lihat Papua yang dikuasai Freeport, tetapi angka tertinggi kemiskinan ada di Gunung Tengah Papua. Begitupun dengan Kalimantan, di Kutai Kartanegara itu, kemiskinan sangat tinggi, padahal jadi lokasi pengerukan migas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com