Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Heran MK Tak Gelar Sidang Putusan UU Pilpres

Kompas.com - 08/01/2014, 17:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyayangkan sikap MK yang belum juga menggelar sidang putusan judicial review UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden yang diajukan Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali. Gugatan itu diajukan Effendi bersama sejumlah aktivis lainnya yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Pemerhati Pemilu sejak Januari 2013 lalu.

"Saat itu saya sebagai Ketua MK, saya memperhatikan betul gugatan itu agar segera diputus mengingat efeknya yang akan sangat besar terhadap penyelenggaraan pemilu. Sidangnya sudah diakhiri pada 14 Maret. Hakim sudah melakukan RPH (Rapat Permusyawaratan Hakim) dan sudah ambil keputusan tentang rapat itu," kata Mahfud di Kantor MMD Initiative, Rabu (8/1/2014).

Karena sudah dirapatkan dalam RPH, menurutnya, putusan tersebut sudah tidak bisa diubah lagi. Namun, Mahfud enggan menyebut apa isi putusan tersebut. Meskipun putusan telah dicabut, hasil RPH tetap bersifat rahasia.

"Kalau itu sangat rahasia, rahasia negara, tidak bisa dibocorkan oleh siapa pun kecuali dalam sidang," ujarnya.

Oleh karena itu, Mahfud mengaku heran bagaimana bisa sidang putusan gugatan itu belum digelar hingga sekarang. Menurutnya, untuk melaksanakan sidang putusan itu hanya tinggal mempersiapkan hal-hal yang sifatnya teknis semata.

"Kalau normal, bulan Mei sudah bisa digelar sidang putusannya. Tapi sampai saat ini belum putus. Padahal kasus lain yang judicial review undang-undang lain sudah diputus," ujarnya.

Oleh karena itu, keputusan Effendi yang mencabut gugatannya itu, menurut Mahfud, sudah tepat. Effendi tidak perlu menunggu putusan MK lebih lama lagi. Pencabutan itu juga, kata dia, dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi MK.

"Apalagi sekarang Yusril mengajukan gugatan yang sama, substansinya sama. Dan tanggal 14 Januari akan disidangkan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com