Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Endus Potensi Skandal Perbankan Terkait Pemilu 2014

Kompas.com - 04/12/2013, 05:19 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengendus potensi korupsi di sektor perbankan untuk pendanaan partai politik dalam menghadapi Pemilu 2014. Perbankan menjadi sektor yang potensial dijadikan "bancakan" para koruptor dalam tiga kali pemilu terakhir, yaitu pada 1999, 2004, dan 2009.

"(Pada) 2008, (skandal Bank) Century terjadi. (Pada) 2004, (kasus) kredit-kredit bank juga terjadi. Apa tahun ini tidak ada masalah itu? Kami mempelajari ada (potensi serupa)," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dalam diskusi di kantor Transparency International Indonesia (TII), Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Menurut Bambang, sebelum Pemilu 1999 terjadi skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Dari kasus ini, ujar dia, ada dana sekitar Rp 160 triliun yang tak jelas peruntukannya. Sementara pada 2004, kata Bambang, terjadi beberapa kasus pembobolan dana perbankan.

Pada 2004, sebut Bambang, terjadi antara lain menimpa BNI oleh Maria Pauline senilai Rp 1,2 triliun. Dia pun mengatakan, ada dua atau tiga kasus terkait bank lain. "Termasuk Bank Global," sebut dia.

KPK, kata Bambang, saat ini sedang melakukan kajian terhadap sektor perbankan. Dia mengatakan, kajian itu memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi karena ada kekhususan.

Bambang mengatakan, ada tiga sektor yang rentan disalahgunakan untuk mendulang dana menjelang pemilu. Selain perbankan, sebut dia, dua hal lain adalah bantuan sosial dan dana optimalisasi.

Perbankan menjadi incaran untuk penggalangan dana pemenangan pemilu, menurut Bambang, karena kapitalisasi dana di dalamnya. "Itu yang disebut cash and carry-nya jelas. Transaksi bribery (suap) kan cash and carry. Ada uang, ada barang. Ada uang, ada jasa."

Tahun pemilu, kata Bambang, ditandai dengan tingginya pergerakan aliran uang. Ongkos politik yang mahal serta sumber pendanaan yang tak transparan dan akuntabel, sebut dia, adalah akar permasalahan korupsi di dunia politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com